Informasi SMW Batam

Jumat, 21 Maret 2014

DOA UNTUK IBU

DOA UNTUK IBU

Puisi Mutia Fitriyani

Aku tak tau apa yang harus kuLakukan tanpa dia
Dia yang seLaLu mengerti aku
Dia yang tak pernah Letih menasehatiku
Dia yang seLaLu menemani

DiaLah Ibu
Orang yang seLaLu menjagaku
Tanpa dia aku merasa hampa hidup di dunia ini
Tanpa.nya aku bukanlah apa-apa

Aku hanya seorang manusia Lemah
Yang membutuhkan kekuatan
Kekuatan cinta kasih dari ibu
Kekuatan yang Lebih dari apapun

Engkau sangat berharga bagiku
WaLaupun engkau seLaLu memarahiku
Aku tau
Itu bentuk perhatian dari mu
Itu menandakan kau peduLi denganku

Ya Tuhan,,
BerikanLah kesehatan pada ibuku
PanjangkanLah umur.nya
Aku ingin membahagiakan.nya
SebeLum aku atau dia tiada

Terimakasih Ibu
Atas apa yang teLah kau berikan padaku
Aku akan seLaLu menyanyangimu
IBU
Puisi Richard Fernando Putra Bela

Ibu kau mengandung 9 bulan
sampai engkau melahirkanku dengan susah paya
engkau merawatku sampai aku tumbuh besar
engkau juga merawatku tampa pamri
dan engkau juga merawatku dengan penuh kasih sayang

Ibu kau mengajariku berjalan sampai aku bisa berjalan
engkau juga mengajariku berbicara sampai aku bisa
Ibu kau bagaikan malaikatku
dikala aku sedih engkau selalu ada untuk menghiburku

Ibu.. aku juga merasa engkaulah pahlawanku
setiap aku kesusahan engkau selalu ada untuk membantuku
Ibu... bekerja keras
untuk menafkahiku
ibu... terima kasih atas pengorbananmu
yang engkau berikan kepada ku
Ibu...

Jumat, 14 Maret 2014

Anak belajar dari Anda



Anak belajar dari Anda 




Jika Anak Dibesarkan Dengan CELAAN  , 
Ia belajar MEMAKI
Jika Anak Dibesarkan Dengan PERMUSUHAN , 
Ia belajar BERKELAHI
Jika Anak Dibesarkan Dengan KETAKUTAN,
Ia belajar GELISAH
Jika Anak Dibesarkan Dengan RASA IBA , 
Ia belajar MENYESALI DIRI
Jika Anak Dibesarkan Dengan OLOK-OLOK ,
 Ia belajar RENDAH DIRI
Jika Anak Dibesarkan Dengan IRI HATI , 
Ia belajar KEDENGKIAN
Jika Anak Dibesarkan Dengan DIPERMALUKAN , 
Ia belajar MERASA BERSALAH
Jika Anak Dibesarkan Dengan DORONGAN , 
Ia belajar PERCAYA DIRI
Jika Anak Di besarkan Dengan TOLERANSI, 
Ia belajar MENAHAN DIRI

Jika Anak Dibesarkan Dengan PUJIAN , 
Ia Belajar MENGHARGAI
Jika Anak Dibesarkan Dengan PENERIMAAN , 
Ia Belajar MENCINTAI
Jika Anak Dibesarkan Dengan DUKUNGAN ,
Ia Belajar MENYENANGI DIRI
Jika Anak Dibesarkan Dengan PENGAKUAN , 
Ia Belajar MENGENALI TUJUAN
Jika Anak Dibesarkan Dengan RASA BERBAGI , 
Ia Belajar KEDERMAWANAN
Jika Anak Dibesarkan Dengan KEJUJURAN & KETERBUKAAN, 
Ia Belajar KEBENARAN & KEADILAN
Jika Anak Dibesarkan Dengan RASA AMAN , 
Ia Belajar MENARUH KEPERCAYAAN
Jika Anak Dibesarkan Dengan PERSAHABATAN , 
Ia Belajar MENEMUKAN CINTA DALAM KEHIDUPAN
Jika Anak Dibesarkan Dengan KETENTRAMAN , 
Ia Belajar BERDAMAI DENGAN PIKIRAN

Pasir dan Mutiara

Pasir dan Mutiara

Ada seorang anak muda yang baru saja menyelesaikan kuliahnya di sebuah perguruan tinggi. Tanpa pengalaman, berbekal ijazah dan impian yang besar, dia mulai menapakkan langkah, mencoba terjun ke masyarakat dengan mencari pekerjaan. Dia mengirim banyak surat lamaran kerja ke berbagai perusahaan. Sayang, harapannya tak sesuai kenyataan. Penolakan demi penolakan justru diterimanya. Tapi, saat diterima pun, ternyata pekerjaan yang didapat tidak sesuai dengan kemampuan dan kemauannya.

Saat dia pindah ke perusahaan lain, dan kemudian berpindah lagi, keadaan pun tidak jauh berbeda. Kekecewaannya berulang lagi. Ia merasa kecewa pada perusahaan, kecewa pada diri sendiri, dan kecewa pada penerimaan orang lain terhadap dirinya yang tidak sesuai dengan harapannya. Semua itu menyebabkan dia semakin hari merasa semakin stres, dan akhirnya berniat mengakhiri hidupnya dengan jalan bunuh diri.

Untuk mewujudkan niatnya, dia memilih lautan sebagai tempat untuk bunuh diri. Setibanya di tepi laut yang berombak besar, segera niatnya dilaksanakan. Dia pun berlari mengejar ombak dan melemparkan dirinya ke dalam gelombang air pasang yang siap menelan tubuhnya. Tetapi usahanya gagal! Beberapa kali ia mencoba, juga gagal lagi.

Saat itu, ada pria setengah baya yang kebetulan melihat ulah si pemuda dan segera menghampirinya. Orang itu lantas bertanya kepadanya, “Hei anak muda, kenapa engkau mau mengakhiri hidupmu dengan jalan pintas seperti ini?”

Dengan muka sedih dan kepala tertunduk, si pemuda menjawab, “Hidupku sungguh tidak berarti. Aku gagal! Aku kecewa pada perusahaan tempatku bekerja. Aku kecewa pada diriku sendiri. Aku juga kecewa pada masyarakat yang meremehkan dan memandang rendah diriku. Untuk apa lagi aku hidup seperti ini?”

“Anak muda, caramu berpikir itu salah! Pantas kamu mengambil jalan pintas seperti ini. Lihatlah ini,” bapak itu berkata sambil tangannya mengambil sejumput pasir dan kemudian melemparkan ke depan. Pasir itu pun segera terserak bersama pasir yang lain. Setelah itu, dia berkata, “Pungutlah pasir yang saya lempar tadi.”

“Ah, mana mungkinpasir itubisa saya pungut lagi,” jawab si pemuda keheranan, tak tahu apa maksud bapak itu menyuruhnya seperti itu.

Melihat pemuda itu tampak tak mengerti maksud perintahnya, bapak itu kemudian ganti mengambil suatu benda dari kantong sakunya dan berkata, “Sekarang, pungutlah mutiara ini.” Paman itu lantas melemparkannya mutiara dari kantongnya, sama seperti pasir tadi. Dengan segera dipungutlah mutiara itu oleh si pemuda. Mudah sekali!

“Nah anak muda, dirimu saat ini, sama seperti butir pasir di pantai, tidak berbeda dengan pasir-pasir yang lainnya. Kalau kamu ingin diakui keberadaanmu dan memperoleh perhargaan dari orang lain, maka jadilah seperti mutiara ini. Tetapi, untuk bisa menjadi mutiara, perlu waktu dan perjuangan yang tidak ringan. Maka, berhentilah mengeluh dan menyalahkan orang lain. Belajar dan poleslah diri dengan sungguh-sungguh dan jadilah mutiara di kemudian hari.”

Si pemuda spontan menjabat erat tangan bapak itu, “Terima kasih Pak, saya memang salah. Sekarang saya sadar dan mengerti. Saya berjanji akan berubah dan memoles diri dengan keras untuk menjadi mutiara sejati.” Maka, si pemuda segera bergegas, ingin memulai harinya yang baru dengan semangat untuk jadi mutiara yang berharga.

Pembaca yang bijaksana,

Saat kita sadar dan mengerti bahwa meraih kesuksesan itu membutuhkan proses dan perjuangan, maka mentalitas kita akan semakin kuat. Dengan keberanian, ketekunan, dan keuletan, kita siap menghadapi setiap rintangan yang muncul, untuk meraih kesuksesan dan kehidupan yang jauh lebih bernilai.

Mutiara yang indah lahir dari proses alam yang cukup lama. Demikian juga diri kita. Untuk menjadi orang yang dihargai, disegani, dan dihormati, juga perlu pengorbanan dan proses yang berliku dan memakan waktu lama. Tapi, dengan satu tujuan yang pasti, kerja keras, tekad baja, kita akan benar-benar menjadi mutiara yang berharga bagi diri sendiri dan orang lain.

Tidak ada sukses tanpa perjuangan. Tidak ada keberhasilan tanpa diiringi peluh keringat dan kerja keras. Maju terus dan poles diri dengan semangat pantang menyerah! Raih kesuksesan dengan langkah past

Kamis, 13 Maret 2014

Kisah Qi Jing Gong齐景公



Kisah Qi Jing Gong 

Pada jaman Chun Qiu, di kerajaan Qi , masa pemerintahan Qi Jing Gong, hiduplah seorang perdana menteri bijak yang bernama: 
Yan ZiKisah yang lengkap tentang Yan Zi dapat kita baca dalam buku Yan Zi Chun Qiu宴子春秋Berikut adalah beberapa kisah yang ada dalam buku tersebut.

Suatu ketika, kerajaan Qi mengalami bencana kekeringan, rakyat sangat mengharapkan turun hujan. Apa yang diinginkan oleh rakyat memang terkabul, akan tetapi berujung menjadi sebuah bencana yang baru. Hujan yang turun dengan lebat selama 7 hari 7 malam, mengakibatkan banjir. Banyak sekali rumah penduduk yang hanyut, rakyat kekurangan bahan pangan & tidak memiliki pakaian untuk ganti. Di saat rakyat mengalami penderitaan, Qi Jing Gong justru menikmati kemewahan. Di istana, Qi Jing Gong setiap hari makan lezat & berlimpah, sepanjang hari menikmati pertunjukan tari-tarian. Yan Zi telah 3x menghadap Qi Jing Gong untuk melaporkan apa yang dialami oleh rakyat, akan tetapi tidak kunjung mendapat tanggapan.
Tampa sepengetahuan Qi Jing Gong, Yan Zi diam-diam meninjau keadaan penduduk pasca banjir. Setelah melakukan peninjauan Yan Zi kembali ke istana menemui Qi Jing Gong untuk mengudurkan diri. Qi Jing Gong merasa sangat terkejut. Beliau berkata kepada Yan Zi:Kau tidak boleh mengundurkan diri! Jika kau mengundurkan diri, siapa yang akan membantu saya mengatur kerajaan Qi?
Dengan serius Yan Zi berkata:Anda sepanjang hari hanya berpesta & bersenang-senang. Kuda & hewan peliharaan baginda raja dapat makan dengan kenyang. Apalagi para dayang istana, mereka tidak kekurangan apa pun. Anda begitu menyayangi mereka, akan tetapi mengapa terhadap para penduduk tidak memiliki perhatian? Saya sebagai pejabat tidak dapat menolong penduduk, juga tidak dapat menasehati anda, lebih baik kembali ke kampung halaman.Usai berkata, Yan Zi segera meninggalkan Qi Jing Gong.

Baginda raja dengan gugup segera mengejar Yan Zi. Di tengah hujan, kereta kuda tidak dapat berjalan kencang. Kereta kuda Qi Jing Gong terus mengejar sampai di halaman rumah Yan Zi. Setelah hujan mereda, Qi Jing Gong melihat Yan Zi mengeluarkan persediaan pangan & segala harta benda yang dimiliki untuk menolong para penduduk. Qi Jing Gong merasa tersentuh hatinya, segera turun dari kereta & mendekat ke Yan Zi. Qi Jing Gong berkata:Ini semua adalah kesalahan saya, sehingga anda ingin mengundurkan diri sebagai perdana menteri. Kembalilah untuk membantu saya memerintah kerajaan Qi. Saya akan mengeluarkan bahan makanan & barang berarga yang ada di dalam gudang istana untuk membantu para penduduk. Berapa banyak yang dibutuhkan akan saya berikan, terserah anda yang menentukan.
Usai berkata, dengan penuh hormat Qi Jing Gong bersoja di hadapan Yan Zi. Yan Zi menjadi luluh hatinya, segera kembali ke istana memerintahkan pejabat terkait untuk menolong para penduduk. Sejak kejadian itu, Qi Jing Gong tidak lagi gemar berpesta & bersenang-senang.

Suatu tahun, di musim dingin, selama 3 hari 3 malam turun hujan salju, udara terasa begitu dingin menusuk tulang. Qi Jing Gong dengan menggunakan baju hangat sedang berada di dalam balairung istana menikmati pemandangan hujan salju. Beliau mengutus seorang pengawal mengundang Yan Zi ke istana untuk bersama-sama menikmati pemandangan salju. Dalam sekejab Yan Zi sudah berada dalam istana. Sambil mempersilahkan Yan Zi untuk duduk, Qi Jing Gong berkata:”Hari ini saya tidak memiliki masalah yang perlu didiskusikan. Anda sangat sedikit memiliki waktu luang. Hari ini temanilah saya menikmati pemandangan hujan salju.”Yan Zi hanya terdiam tidak berkomentar. Qi Jing Gong berusaha mencari bahan pembicaraan, beliau berkata:”Sungguh aneh, meskipun terjadi hujan salju selama 3 hari 3 malam, akan tetapi sama sekali tidak terasa dingin.”Yan Zi menyela pembicaraan Qi Jin Gong:”Benarkah tidak merasa dingin?”Qi Jing Gong merasa perkataannya tidak berkenan bagi Yan Zi, dengan malu-malu tersenyum. Yan Zi berkata:”Seorang raja yang budiman di saat dirinya berlimpah makanan, memikirkan mereka yang kelaparan. Saat beliau mengenakan baju yang hangat, tidak melupankan mereka yang kedinginan. Ketika diri sendiri berbahagia, ingat akan rakyat yang berjerih payah. Anda telah melupakan ini semua.”Mendengarkan hal tersebut Qi Jing Gong merasa malu, beliau berkata:”Apa yang anda katakan benar, saya memahami.”Usai berkata Qi Jing Gong memerintahkan untuk memberikan bahan pangan & pakaian hangat kepada para penduduk yang membutuhkan.
Yan Zi ingin membaktikan sepanjang hidupnya untuk kerajaan Qi, ia berupaya agar keberadaan kerajaan Qi dapat berkelanjutan. Yan Zi ingin menjadi seorang pejabat yang baik, juga bersedia memberikan nasehat untuk Qi Jing Gong agar beliau dapat menjadi seorang raja yang bijaksana. Seandainya Yan Zi berpikiran sempit, untuk apa ia membaktikan diri kepada raja yang tidak bijaksana, tentu ia telah lama meninggalkan Qi Jing Gong. Dengan kemampuannya, tentu banyak kerajaan yang bersedia menerima Yan Zi sebagai pejabat.

夫仁者:己欲立而立人,己欲达而达人
Fu ren zhe: ji yu li er li ren, ji yu da er da ren
Orang yang berkebajikan itu tidak melulu memikirkan diri sendiri akan tetapi juga memperhatikan orang lain. Ia ingin dapat diterima dalam masyarakat, juga bersedia membantu orang lain untuk eksis. Ia ingin maju, akan tetapi juga ringan tangan membantu orang lain untuk menjadi lebih baik





Pancadhamma

lima kewajiban kita

1. Menyayangi semua bentuk kehidupan ( Metta-karuna )
2. Suka berdana atau bersedekah
3. Berpuas hati
4. Berbicara Jujur
5. Menjaga penyadaran dengan tidak mencoba narkoba dan miras