Informasi SMW Batam

Selasa, 10 November 2015

Kebijaksanaan

“Saat seekor ayam betina mengerami telur, apakah ia menandai harinya, apakah ia menghitung berapa hari lagi telur telurnya akan menetas? Tentu saja tidak.
Setiap hari ayam betina hanya duduk dan bersabar, ia harus sangat penuh perhatian, lembut, dan perlahan, menunggu telur nya akan menetas.
Chan menyadarkan kita untuk sabar, toleran, dan tabah ketika anda berlatih kebajikan dan kesabaran, anda menjadi terbangun.
Anda membangunkan batin anda, membangunkan hati anda, anda berhenti memikirkan kapan saya akan mencapai pencerahan.”
Sumber: Samudra Chan – Chan Master Guo Jun

Kejujuran di saat sulit

Kejujuran di saat sulit,

Kisah yang menarik dimana tetap mempertahankan prinsip menjadi orang baik dan harapan. David kuliah di fakultas perdagangan Arlington USA. Kehidupan kampusnya, terutama mengandalkan kiriman dana bulanan secukupnya dari orang tuanya.

Entah bagaimana, sudah 2 bulan ini rumah tidak mengirimi uang ke David lagi. Di kantong David hanya tersisa 1 keping dollar saja. David dengan perut keroncongan berjalan ke bilik telepon umum, memasukkan seluruh dananya, yaitu satu keping uang logam itu, ke dalam telepon.

"Halo, apa kabar?" telpon telah tersambung, ibu David yang berada ribuan km jauhnya berbicara. David dengan nada agak terisak berkata: "Mama, saya tidak punya uang lagi, sekarang lagi bingung karena kelaparan." Ibu David berkata: "Anakku tersayang, mama tahu."

"Sudah tahu, kenapa masih tidak mengirim uang?" David baru saja hendak melontarkan dengan penuh kekesalan pertanyaan tersebut kepada sang ibu, mendadak merasakan perkataan ibunya mengandung sebuah kesedihan yang mendalam. Firasat David mengatakan ada yang tidak beres, ia cepat-cepat bertanya, "Mama, apa yang telah terjadi di rumah?"

Dalam isak tangis yang ditahannya berucap Ibu David berkata, "Anakku, papamu terkena penyakit berat, sudah lima bulan ini, tidak saja telah meludeskan seluruh tabungan, bahkan karena sakit telah kehilangan tempat kerjanya, sumber penghasilan satu-satunya di rumah telah terputus. Oleh karena itu, sudah 2 bulan ini tidak mengirimimu uang lagi, Mama sebenarnya tidak ingin mengatakannya kepadamu, kamu sudah cukup dewasa, saatnya belajar mencari nafkah sendiri dalam situasi kami sekarang."

Ibu David berbicara sampai disitu, tiba-tiba menangis tersedu sedan. Di ujung telepon lainnya, air mata David juga "tes", "tes" tak hentinya menetes, dan ia berpikir Kelihatannya saya harus drop out danpulang kampung." David berkata kepada ibunya, "Mama, jangan bersedih, saya sekarang juga akan mencari pekerjaan, pasti akan menghidupi kalian."

Kenyataan yang pahit telah membuat David terpukul hingga pusing tujuh keliling. Masih 1 bulan lagi, semester kali ini akan selesai, jikalau memiliki uang, barang 8 atau 10 dollar saja, maka David mampu bertahan hingga liburan tiba, kemudian menggunakan 2 bulan masa liburan untuk bekerja menghasilkan uang. Akan tetapi sekarang 1 sen pun tak punya, mau tak mau harus drop out.

Pada detik ketika David mengatakan "Sampai jumpa" kepada ibunya dan meletakkan gagang telpon itu, sungguh luar biasa menyakitkan, karena prestasi kuliahnya sangat bagus, selain itu ia juga menyukai kehidupan di kampus fakultas perdagangan Arlington tersebut. 

Sesudah meletakkan gagang telpon, pesawat telpon umum tersebut mengeluarkan bunyi gaduh, David dengan terkejut dan terbelalak menyaksikan banyak keping dollar menggerojok keluar dari alat itu.

David berjingkrak kegirangan, segera menjulurkan tangannya menerima uang-uang tersebut. Sekarang, terhadap uang-uang itu, bagaimana menyikapinya? Hati David masih merasa sangsi, diambil untuk diri sendiri, 100% boleh, pertama: karena tidak ada yang tahu, ke dua: dirinya sendiri betul-betul sedang membutuhkan. 

Namun setelah bolak-balik dipertimbangkan, David merasa tidak patut memilikinya. Setelah melalui sebuah pertarungan konflik batin yang hebat, David memasukkan salah satu keping dolar itu ke dalam telepon dan menghubungi bagian pelayanan umum perusahaan telepon. 

Mendengar penuturan David, nona petugas pelayanan umum berkata, "Uang itu milik perusahaan telepon, maka itu harus segera dikembalikan (ke dalam mesin telepon)."

Setelah menutup telepon, David hendak memasukkan kembali keping logam uang itu, tetapi sekali demi sekali uang dimasukkan, pesawat otomat itu terus menerus memuntahkannya kembali. Sekali lagi David menelepon, dan petugas pelayanan umum yang berkata, "Saya juga tak tahu harus bagaimana, sebaiknya saya sekarang minta petunjuk atasan." Nada bicara David yang sendirian dan tiada yang menolong memancarkan getaran kesepian dan kuyu, nona petugas pelayanan umum sangat dapat merasakannya, menilik perkataan dari ujung telepon dia merasakan seorang asing yang bermoral baik sedang perlu dibantu.

Tak lama kemudian, nona petugas pelayanan umum menelepon ulang pesawat otomat yang sedang bermasalah itu. Dia berkata kepada David, "Saya telah memperoleh ijin dari atasan yang berkata uang tersebut untuk anda, karena perusahaan kami saat ini tidak mempunyai cukup tenaga, tak ingin demi beberapa dollar khusus mengirim petugas ke sana."

"Hore!", David meloncat saking gembiranya. Sekarang, uang logam itu secara sah menjadi miliknya. David membungkukkan badannya dan dengan seksama nenghitungnya, total berjumlah 9 dollar 50 sen.

Uang sejumlah ini cukup buat David bertahan hingga bekerja memperoleh upah pertamanya pada saat liburan nanti. Dalam perjalanan ke kampus, David tersenyum terus sepanjang jalan. Ia memutuskan membeli makanan dengan menggunakan uang itu lantas mencari pekerjaan.

Dalam sekejap liburan telah tiba, David telah memperoleh pekerjaan sebagai pengelola gudang supermarket. Pada hari tersebut, David menjumpai boss perusahaan supermarket, menceritakan kepadanya tentang kejadian di telepon umum dan keinginannya untuk mencari pekerjaan. 

Si boss supermarket memberitahu David boleh datang bekerja setiap saat, tidak hanya pada liburan saja, sewaktu kuliah dan tidak terlalu sibuk juga boleh bergabung, karena boss supermarket merasa David adalah orang yang tulus dan jujur, terutama adalah orang yang seksama, membenahi gudang mutlak bisa dipercaya. David bekerja dengan sangat giat, boss sangat mengapresiasinya dan juga merasa kasihan. Si boss memberinya upah dobel.

Sesudah menerima gaji, David mengirimkan keseluruhan gajinya kepada sang ibu, karena pada saat itu David sudah mendapatkan info bahwa ia berhasil memperoleh bea siswa untuk satu semester berikutnya. Sesudah 1 bulan, uang dikirim balik ke David. Sang ibu menulis di dalam suratnya: "Penyakit ayahmu sudah agak sembuh, saya juga telah mendapatkan pekerjaan, bisa mempertahankan hidup. 

Kamu harus belajar dengan baik, jangan sampai kelaparan." Sesudah membaca surat itu, David menangis lagi. David tahu, meski orang tuanya menahan lapar, juga tidak bakal meminta uang kepada David yang sedang perlu dibantu. Setiap kali memikirkan hal ini, David berlinang bersimbah air mata, sulit menenangkan gejolak hatinya.

Setahun kemudian, David dengan lancar menyelesaikan kuliahnya. Setelah lulus, David membuka sebuah perusahaan, tahun pertama, David sudah mengantongi laba US $ 100.000. Ia senantiasa tak bisa melupakan kejadian di telepon umum. 

Ia menulis surat kepada perusahaan telepon tersebut: "Hal yang tak bisa saya lupakan untuk selamanya ialah, perusahaan anda secara tak terduga telah membantu dana US $ 9,50 kepada saya.

Perbuatan amal ini, telah membuat saya batal menjadi pemuda drop out dan menuju kondisi miskin, bersamaan itu juga telah memberi saya energi tak terhingga, mendorong saya setiap saat tidak melupakan untuk berjuang. Kini saya mempunyai uang, saya ingin menyumbang balik sebanyak US $ 10.000 kepada perusahaan anda, sebagai rasa terima kasih saya."

Boss perusahaan telpon bernama Bill membalasnya dengan surat yang dipenuhi antusiasme: "Selamat atas kesuksesan kuliah anda dan usaha yang telah berkembang. Kami kira, uang tersebut adalah uang yang paling patut kami keluarkan. Ini bukannya merujuk pada $9,50 yang dikembalikan dengan $10.000, melainkan uang itu telah membuat seseorang memahami sebuah petuah tentang prinsip tertinggi kehidupan."

So, di saat-saat paling sulit, Pertama : Jangan melupakan harapan sudah ada di depan mata. Kedua: Jangan lupa menjaga moralitas.

Setelah 20 tahun telah berlalu, bagaimana dengan David? Di kota Chicago, Amerika, terdapat sebuah gedung mewah, yang tampak luarnya menyerupai sebuah bilik telepon umum, itu adalah gedung perusahaan ADDC. Pendiri perusahaan ADDC, Presiden Direktur nya ialah David, selain itu juga David adalah salah satu penyumbang terbesar untuk badan amal.

Renungan Malam

Renungan Malam 

Suatu ketika timbul pemikiran kalau saya tiba-tiba mati. Mati tanpa ada pesan terakhir. Tiba-tiba saya tidak update status di media sosial. Berakhir sudah. Tubuh ini memang rapuh. Segala hal yang saya miliki di dunia ini lepas begitu saja. Orangtua, kerabat, teman mungkin pada sedih. 

Kebersamaan kita dahulu sehingga menimbulkan kesan atau kenangan terhadap saya pun akan segera lenyap bagaikan abu yang terhempas angin. 

Merenungkan hal ini saya juga tidak tahu akan terlahir kemana lagi. Suatu nafsu untuk mempertahankan keberlangsungan hidup (bhava tanha) masih akan terus berlanjut jika akarnya belum dicabut. Begitulah terus terlahir. 

Terkadang kita merasa percaya bahwa kita telah banyak berbuat baik, tapi kita tidak menyadari bahwa disamping itu kita juga melakukan perbuatan buruk. 

Jujur saya sempat takut, apakah timbunan karma baikku sudah cukup? 

Merenungkan hal ini, kita bisa lebih bersyukur dan menghargai kehidupan yang berharga ini. Menjalani tiap momen kehidupan dengan baik. Bagaimanapun jua, kita tidak boleh menyia-nyiakan hidup ini. Berbuatlah yang baik dan bermanfaat. Tekunlah menjalani hidup suci atau Anda akan menyesal. 

Masa depan atau kehidupan mendatang memang penuh misteri. Apakah Anda yakin ada kelahiran kembali? Apakah Anda yakin Anda masuk surga setelah kehidupan ini berakhir? Tidak ada yang tahu. Namun, Anda bisa mengevaluasi kehidupan Anda sendiri. Apakah Anda sudah menjalaninya dengan baik? Hanya Anda yang tahu. 

Terlepas Anda percaya atau tidak akan pertanyaan seputar kehidupan setelah kematian, jika kita sepenuh hati menempuh hidup yang baik, benar, dan bermanfaat, niscaya kehidupan kita saat ini dan mendatang juga akan baik. Kita tidak perlu takut ketika ajal menjemput. Kita tidak perlu khawatir lagi akan pertanyaan seperti itu... 

Pancadhamma

lima kewajiban kita

1. Menyayangi semua bentuk kehidupan ( Metta-karuna )
2. Suka berdana atau bersedekah
3. Berpuas hati
4. Berbicara Jujur
5. Menjaga penyadaran dengan tidak mencoba narkoba dan miras