Diam Adalah Hikmah
Kendalikan mata, telinga, hidung, mulut, badan, dan pikiran untuk senantiasa tidak meninggalkan hati nurani dan cinta kasih maka terbebaslah hati nurani dari beban deraan.
Jangan terlalu sering menenggakkan kepala.
Justru banyaklah menundukkannya,
memikirkan satu per satu, adakah ucapan
yang menyinggung, menyakiti, merugikan perasaan,
terlebih-lebih yang tajam menusuk sampai ulu hati.
Adakah dilakukan secara sengaja atau tak sengaja.
Adalah semakin tak bisa mengontrol mulut sendiri.
Lebih baik tak berbicara daripada mengeluarkan
kata-kata yang tidak sesuai dengan hati nurani.
Jika tidak bisa memotivasi
sesama saudara membina Ketuhanan,
lebih baik berdiam diri.
Karena dengan demikian
diam saja menjadi hikmah tersendiri.
Sebagai pembina, sebisanya menghindari
niat dan sikap melihat orang lain bagaikan musuh.
Sesama manusia, adalah saudara kandung
yang paling kandung.
Karena persaudaraan antar manusia dan makhluk
adalah berakar dalam kandungan LAOMU
Sumber artikel: Refleksi Nurani Seri Renungan Maitreyani Edisi April-Juni 2003
Kendalikan mata, telinga, hidung, mulut, badan, dan pikiran untuk senantiasa tidak meninggalkan hati nurani dan cinta kasih maka terbebaslah hati nurani dari beban deraan.
Jangan terlalu sering menenggakkan kepala.
Justru banyaklah menundukkannya,
memikirkan satu per satu, adakah ucapan
yang menyinggung, menyakiti, merugikan perasaan,
terlebih-lebih yang tajam menusuk sampai ulu hati.
Adakah dilakukan secara sengaja atau tak sengaja.
Adalah semakin tak bisa mengontrol mulut sendiri.
Lebih baik tak berbicara daripada mengeluarkan
kata-kata yang tidak sesuai dengan hati nurani.
Jika tidak bisa memotivasi
sesama saudara membina Ketuhanan,
lebih baik berdiam diri.
Karena dengan demikian
diam saja menjadi hikmah tersendiri.
Sebagai pembina, sebisanya menghindari
niat dan sikap melihat orang lain bagaikan musuh.
Sesama manusia, adalah saudara kandung
yang paling kandung.
Karena persaudaraan antar manusia dan makhluk
adalah berakar dalam kandungan LAOMU
Sumber artikel: Refleksi Nurani Seri Renungan Maitreyani Edisi April-Juni 2003