Informasi SMW Batam

Jumat, 24 Juni 2016

Kumbang Sombong dan Kotoran Sapi

Kumbang Sombong dan Kotoran Sapi

Ada seekor kumbang yang secara kebetulan bertemu dengan seonggok kotoran sapi. Ia bersenang-senang di dalamnya, dan merasa enak di sana. Ia kemudian mengundang teman-temannya untuk bergabung membangun kota di sana. Setelah bekerja keras tanpa lelah selama beberapa hari, mereka berhasil membangun sebuah "kota" di dalam onggokan itu.
Mereka bangga atas keberhasilan itu, dan memutuskan untuk mengangkat kumbang pertama sebagai raja. Untuk menghormati raja baru, mereka merencanakan suatu parade megah keliling "kota". Pada waktu parade yang agung ini sedang berjalan, seekor gajah lewat, dan melihat kotoran sapi. Gajah itu melangkahkan kakinya di atasnya. Raja kumbang melihat kejadian itu. Ia marah dan membentak binatang besar itu. "Hai kamu! Tak ada rasa hormat kepada raja? Sungguh kasar engkau melangkahkan kaki di atas kepala raja. Minta maaf sekarang juga atau kau kuhukum."
Gajah itu melihat ke bawah dan berkata, "Yang Mulia, hamba memohon ampun."
Lalu ia berlutut di atas onggokan kotoran itu, meratakan raja, kota, penduduk, dan keangkuhan menjadi satu.
Sang Buddha mengatasi tiga macam keangkuhan ini pada waktu Beliau melihat empat peristiwa. Ketika melihat orang tua, keangkuhan masa muda meninggalkannya. Pada waktu melihat orang sakit, keangkuhan akan kesehatan meninggalkannya. Ketika melihat orang mati, keangkuhan terhadap kehidupan meninggalkannya. Jika kita menanggalkan tiga macam keangkuhan ini dari diri kita, kita tak akan lagi terguncang maupun tertekan menghadapi keadaan-keadaan itu. Merenungkan hal-hal di bawah ini akan banyak membawa manfaat:
Saya akan menjadi tua, saya belum mengatasi umur tua.
Saya akan sakit, saya belum mengatasi penyakit.
Saya akan mati, saya belum mengatasi kematian.
Di antara yang dekat dan baik terhadapku,
ada yang akan berubah dan pergi.
Saya adalah hasil dari perbuatanku;
apapun yang aku lakukan, baik atau buruk,
hasilnya akan kupetik sendiri.
Sudah menjadi fakta dalam masyarakat kini, bahwa masa muda adalah keadaan yang paling didambakan, sementara usia tua selalu dihindarkan dengan segala cara. Karenanya orang akan berusaha mati-matian untuk kelihatan muda meskipun fisik telah menyerah pada usia tua. Kita bahkan berbohong soal umur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hanya butuh 1 menit untuk membaca

kita tinggal di ?
kita hidup di ?
kita bisa makan karena ada ?
kita bisa minum karena ada ?
jawabannya adalah bumi ☺

Bumi yg indah ini penuh dengan berbagai pemandangan alam yg indah tetapi keindahannya tdk akan kita lihat lagi, jika keindahan itu kita rusak dan tidak kita jaga.

sama juga dengan berbagai hasil bumi dan sumber daya alam yg ada, jika tdk kita jaga dan hargai semuanya tentu juga akan hilang dan tdk akan bisa kita nikmati lagi.

oleh sebab itu kita harus saling mengingatkan supaya pikiran, ucapan dan perbuatan kita selalu terjaga dengan baik. kalau pikiran, ucapan dan perbuatan terjaga dengan baik tentu kebijaksanaan akan berkembang. Dengan begitu kebijaksanaan hati untuk menjaga bumi, merawat bumi tentu menjadi ada.

mari kita jaga bumi ini
dengan begitu kehidupan kita tetap bertahan ☺

☺ terima kasih sudah baca , like, berkomentar dan share

Pancadhamma

lima kewajiban kita

1. Menyayangi semua bentuk kehidupan ( Metta-karuna )
2. Suka berdana atau bersedekah
3. Berpuas hati
4. Berbicara Jujur
5. Menjaga penyadaran dengan tidak mencoba narkoba dan miras