Informasi SMW Batam

Sabtu, 24 November 2018

PEMUTARAN RODA DHARMA - ASADHA

PEMUTARAN RODA DHARMA - ASADHA

Hari raya Asadha, diperingati 2 bulan setelah Hari Raya Waisak, guna memperingati 3 peristiwa penting :

1. Buddha membabarkan Dharma pertama kalinya kepada 5 teman seperjuangan pertapa (Panca Vagiya) di Taman Rusa Isipatana, Sarnath dekat Benares pada tahun 588 S.M.

2. Buddha bersama Panca Vagiya membentuk Ariya Sangha untuk pertama kalinya.

3. Melengkapi Tiratana/Triratna dengan terbentuknya Sangha ( Buddha, Dhamma, dan Sangha ).

BAGAIMANA TERJADINYA ASADHA?
Buddha menimbang, manusia sangat senang kenikmatan dan menjauhi kesengsaraan, tentu sulit memahami dharma yang telah diperoleh-Nya. Brahma Sahampati, penguasa dunia muncul sambil merangkap kedua tangannya memohon Buddha agar mengajakan dharma dan berkata “Ada mahluk-mahluk dengan sedikit debut pada matanya yang akan tertolong dengan mempelajari dharma, menyadarkan mereka yang selama ini menganut ajaran keliru.”

Terdorong oleh kasih sayang, Buddha mengamati dunia melihat pelbagai tingkatan pembawaan dan kemampuan para mahluk, lalu berkata “Terbukalah pintu menuju kekekalan, hendaknya mereka yang dapat mendengar, menjawabnya dengan keyakinan” (Vin.I, 4-7).

MEMILIH MURID
Bhagawa merencanakan mengajar dan mempertimbangkan prioritas agar orang yang dibimbingNya berhasil mencapai kesempurnaan dalam waktu singkat. Calon yang cocok adalah Alara Kalama dan Uddaka (mantan guru Buddha), namun mereka telah meninggal. Kemudian Bhagawa memilih kelima pertapa teman-Nya dulu di Taman Rusa Isipatana.

PERISTIWA DI TAMAN RUSA ISIPATANA
Kelima teman seperjuangan pertapa pada mulanya tidak percaya kalau Bhagawa telah mencapai penerangan sempurna. Setelah mendengar hal-hal baru yang tidak pernah mereka ketahui sebelumnya, mereka mau menerima petunjuk dari Bhagawa. Khotbah yang pertama inilah dinamakan Pemutaran Roda Dharma (Dhammacakkappavattana-sutta).

Bhagawa memberikan khotbahnya dengan :
1. memberi petunjuk agar menghindari hal yang ekstrem seperti memanjakan diri, mengumbar nafsu dan menyiksa diri.
2. menggunakan jalan tengah (Majjhima-patipada) yakni memperhatikan keseimbangan yang memberi ketenteraman dan menghasilkan pandangan terang.
3. memahami Empat Kebenaran Mulia : memahami duka, asal mula duka, lenyapnya duka dan jalan melenyapkan duka.
4. memahami prinsip jalan tengah yang disebut juga Jalan Mulia Berunsur Delapan.

BAGAIMANA TERBENTUKNYA SANGGHA MONASTIK (Vin. I, 8-14) ?
Kondanna yang pertama kali berhasil menjadi Sotapanna, mendapat julukan Annata-Kondanna, yang artinya telah mengerti dharma, kemudian memohon kepada Bhagawa untuk ditahbiskan menjadi bhikkhu. Berturut-turut, Vappa dan Bhaddiya menyusul Mahanama dan Assaji setelah mempelajari khotbah dharma berikutnya, mereka berhasil mencapai Arahat.

Selanjutnya, bersama dengan Panca Vagiya Bhikkhu tersebut, Buddha membentuk Sanggha Monastik atau Ariya Sangha Bhikkhu (Persaudaraan Para Bhikkhu Suci) yang pertama tahun 588 Sebelum Masehi.

"Selamat Hari Asadha "
Semoga roda Dharma selalu berputar untuk memberikan kedamaian bagi semua makhluk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hanya butuh 1 menit untuk membaca

kita tinggal di ?
kita hidup di ?
kita bisa makan karena ada ?
kita bisa minum karena ada ?
jawabannya adalah bumi ☺

Bumi yg indah ini penuh dengan berbagai pemandangan alam yg indah tetapi keindahannya tdk akan kita lihat lagi, jika keindahan itu kita rusak dan tidak kita jaga.

sama juga dengan berbagai hasil bumi dan sumber daya alam yg ada, jika tdk kita jaga dan hargai semuanya tentu juga akan hilang dan tdk akan bisa kita nikmati lagi.

oleh sebab itu kita harus saling mengingatkan supaya pikiran, ucapan dan perbuatan kita selalu terjaga dengan baik. kalau pikiran, ucapan dan perbuatan terjaga dengan baik tentu kebijaksanaan akan berkembang. Dengan begitu kebijaksanaan hati untuk menjaga bumi, merawat bumi tentu menjadi ada.

mari kita jaga bumi ini
dengan begitu kehidupan kita tetap bertahan ☺

☺ terima kasih sudah baca , like, berkomentar dan share

Pancadhamma

lima kewajiban kita

1. Menyayangi semua bentuk kehidupan ( Metta-karuna )
2. Suka berdana atau bersedekah
3. Berpuas hati
4. Berbicara Jujur
5. Menjaga penyadaran dengan tidak mencoba narkoba dan miras