DOWNLOAD SUTRA BAKTI SEORANG ANAK
Informasi SMW Batam
Rabu, 23 Oktober 2019
Jumat, 06 September 2019
Kamis, 05 September 2019
Minggu, 01 September 2019
Mulut Berbisa
*Mulut Berbisa*
1. Seorang teman bertanya : 'Berapa gajimu sebulan kerja di toko itu ?".
Ia menjawab : "1,5 juta rupiah".
"Cuma 1,5 juta rupiah?
Sedikit sekali ia menghargai keringatmu. Apa cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupmu ?".
Sejak
saat itu temanmu jadi membenci pekerjaannya. lalu dia meminta kenaikan
gaji pada pemilik toko, pemilik toko menolak dan mem PHK nya.
Kini temanmu malah tidak berpenghasilan dan jadi pengangguran.
2. Saat arisan seorang ibu bertanya :
"Rumahmu ini apa tidak terlalu sempit ? bukankah anak2 mu banyak ?".
Rumah yang tadinya terasa lapang sejak saat itu mulai dirasa sempit oleh penghuninya.
Ketenangan pun hilang saat keluarga ini mulai terbelit hutang kala mencoba membeli rumah besar dengan cara kredit ke bank.
3. Saudara laki2nya bertanya saat kunjungan seminggu setelah adik perempuannya melahirkan :
"Hadiah apa yang diberikan suamimu setelah engkau melahirkan ?"
"tidak ada" jawab adiknya pendek.
Saudara laki2 nya berkata lagi :
"Masa sih, apa engkau tidak berharga disisinya ?
aku bahkan sering memberi hadiah istriku walau tanpa alasan yang istimewa".
Siang itu, ketika suaminya lelah pulang dari kantor menemukan istrinya merajuk dirumah, keduanya lalu terlibat pertengkaran.
Sebulan kemudian, antara suami istri ini terjadi perceraian.
Dari mana sumber masalahnya ?
Dari kalimat sederhana yang diucapkan saudara laki2 kepada adik perempuannya.
4. Seseorang bertanya pada kakek tua itu :
"Berapa kali anakmu mengunjungimu dalam sebulan ?"
Si kakek menjawab : "Sebulan sekali".
Yang bertanya menimpali : "Wah keterlaluan sekali anak2mu itu.
Diusia senjamu ini seharusnya mereka mengunjungimu lebih sering".
Hati si kakek menjadi sempit padahal tadinya ia amat rela terhadap anak2 nya.
Ia jadi sering menangis dan ini memperburuk kesehatan dan kondisi badannya.
APA SEBENARNYA KEUNTUNGAN YANG DIDAPAT KETIKA BERTANYA SEPERTI PERTANYAAN2 DIATAS ITU ???
Jagalah diri dan jangan mencampuri kehidupan orang lain.
Jangan Mengecilkan dunia mereka. Menanamkan rasa tak rela pada yang mereka miliki.
Mengkritisi penghasilan dan keluarga mereka dan lain2
Kita akan menjadi agen kerusakan di muka bumi dengan cara ini.
Bila ada bom yang meledak cobalah introspeksi diri, bisa jadi kitalah sebenarnya yang menyalakan sumbunya..
Semoga bermanfaat....
============================
Mari selalu bergaul dgn orang baik
dan bergabung dgn teman di sosmed yang baik
Jangan dengarkan dan Tinggalkan segera orang-orang dgn mulut BERBISA di dunia nyata maupun di dunia maya.
Jangan
Ragu, Blok atau hapus segera fb atau komen-komen berbisa di fbmu yg
bisa menimbulkan kebencian dan permusuhan antar sesama anak bangsa !!
Yakin lah hidup kita akan menjadi lebih baik, tenang dan bahagia
Selamat pagi Kalyanamitta Adventure Team :)
Senin, 12 Agustus 2019
Selasa, 30 Juli 2019
Menonton Video 7 Minggu Pasca Penerangan Agung Sang Buddha
Menonton Video 7 Minggu Pasca Penerangan Agung Sang Buddha
Senin, 29 Juli 2019
Jumat, 26 Juli 2019
Kamis, 25 Juli 2019
Bahan untuk tugas proyek - membuat kliping Power point RHBG
Download Bahan untuk tugas proyek - membuat kliping Power point RHBG
klik Download kronologi Sang Buddha
klik Download History Buddha Gotama 1 ( untuk dikerjakan )
klik Download History Buddha Gotama 2 ( untuk dikerjakan )
NB:
1. Gambar - gambar yang di power point sudah berurutan dengan kronologi Sang Buddha
2. Anak - anak hanya tinggal mengetik kata keterangan di bawah gambar ( sesuai dengan gambar dan peristiwa yang terjadi)
Rabu, 24 Juli 2019
Download
Download Buku Paket Agama Revisi Terbaru
Buku Paket SD
kelas 1 klik Download
kelas 2 klik Download
kelas 3 klik Download
kelas 4 klik Download
kelas 5 klik Download
kelas 6 klik Download
Buku Paket SMP
kelas IX klik Download
kelas VIII klik Download
Kelas VII klik Download
Download Buku Cerita Riwayat Hidup Buddha Gotama
Buku 1 klik Download
Buku 2 klik Download
Buku 3 klik Download
Download Doa Berkah versi word klik Download
Download Doa Berkah Versi Video klik Download
Download 彌勒佛的引領 ( 祈願篇 ) -
Tuntunan Kasih Buddha Maitreya (versi doa) klik Download
Download Maitreya Penuntunku Versi Doa ( Indonesia ) klik Download
Download 彌勒佛的引領 ( 祈求篇)-
Tuntunan Kasih Buddha Maitreya (versi harapan) klik Download
cerita Buddhis klik Download
Buku Paket SD
kelas 1 klik Download
kelas 2 klik Download
kelas 3 klik Download
kelas 4 klik Download
kelas 5 klik Download
kelas 6 klik Download
Buku Paket SMP
kelas IX klik Download
kelas VIII klik Download
Kelas VII klik Download
Download Buku Cerita Riwayat Hidup Buddha Gotama
Buku 1 klik Download
Buku 2 klik Download
Buku 3 klik Download
Download Doa Berkah versi word klik Download
Download Doa Berkah Versi Video klik Download
Download 彌勒佛的引領 ( 祈願篇 ) -
Tuntunan Kasih Buddha Maitreya (versi doa) klik Download
Download Maitreya Penuntunku Versi Doa ( Indonesia ) klik Download
Download 彌勒佛的引領 ( 祈求篇)-
Tuntunan Kasih Buddha Maitreya (versi harapan) klik Download
cerita Buddhis klik Download
Selasa, 04 Juni 2019
lirik lagu BUDDHA SAKYAMUNI
BUDDHA SAKYAMUNI
Sakyamuni membina, penuh duka nestapa
Ia tinggalkan tahtanya, kemewahan dilepaskannya
Langkah pergi berk’lana, cari jalan sejati
‘tuk mencapai keterbebasan, rela tanggung laksa derita
Ia babarkan Dharmanya, ‘tuk s’lamatkan manusia
Maha agung Dharmanya, tiada tara maknanya
Suatu hari Sang Buddha, tidak berucap kata
Saat berada di gunung ling, bunga bala digoyangkan
Diam tidak berkata, Kasyapa pun tersenyum
Dua jiwa bersatu, ini Dharma sejati
Sakyamuni membina, penuh duka nestapa
Ia tinggalkan tahtanya, kemewahan dilepaskannya
Langkah pergi berk’lana, cari jalan sejati
‘tuk mencapai keterbebasan, rela tanggung laksa derita
Ia babarkan Dharmanya, ‘tuk s’lamatkan manusia
Maha agung Dharmanya, tiada tara maknanya
Suatu hari Sang Buddha, tidak berucap kata
Saat berada di gunung ling, bunga bala digoyangkan
Diam tidak berkata, Kasyapa pun tersenyum
Dua jiwa bersatu, ini Dharma sejati
十共精神(10 Semangat Kebersamaan)
十共精神(10 Semangat
Kebersamaan)
1 共存 Hidup bersama adalah sama-sama memiliki kesempatan untuk
hidup. Tidak ada istilah memonopoli membuat hidup orang lain menjadi lebih
susah. Atau pun menguasai kehidupan orang lain demi kepentingan diri sendiri. Manusia yang ada di dunia memiliki harkat dan
martabat yang sama dalam menikmati segala sesuatu yang ada di alam semesta
untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik.
Tidak ada satu manusia pun yang berhak menguasai segala sesuatu yang ada
di alam semesta menjadi kepemilikannya yang membuat hidupnya lebih baik dengan
mengorbankan kepentingan orang lain.
2. 共荣 Jaya
artinya telah mendapatkan kesuksesan di segala bidang sehingga lebih mudah lagi
mendapatkan kesuksesan yang baru, yang membuatnya menjadi semakin kuat dan
hebat. Semangat jaya bersama adalah semangat yang mendukung bahkan bersedia
membantu orang lain agar memiliki kejayaan yang sama dengan kita. Dengan demikian, kita tidak lagi menjadi
saingan bagi orang lain yang bisa mendatangkan rasa iri dan sikap yang
menjatuhkan dari orang lain, tetapi menjadi orang yang berjasa dan partner yang
diharapkan keberadaannya. Nilai keberdaan kita menjadi semakin tinggi.
3. 共富 Kaya bersama bukan hanya dari segi keuangan tetapi juga
dari segi pengetahuan, pengalaman dan kebijaksanaan. Semangat kaya bersama
bukanlah semangat yang memperalat orang lain membuat diri kita menjadi semakin
kaya. Tetapi adalah semangat yang selalu
memberi sarana atau pun menjadi sarana bagi orang lain untuk mendapatkan
kekayaan dalam bentuk moril maupun meteriil.
4. 共乐Bahagia bersama adalah bukan bahagia di atas penderitaan
orang lain seperti yang sering terjadi di masyarakat. Tetapi bahagia yang
semakin terasa disaat kita sanggup membuat semakin banyak orang juga bisa
merasakan kebahagiaan.
5.共静 Tenang atau damai bersama.
Ketenangan dan kedamaian dapat kita peroleh dari negara yang merdeka, masyarakat
yang makmur dan lingkungan yang bersih (bersih dari sampah, bersih dari
kebisingan, dan bersih dari hal-hal yang negatif). Orang yang memiliki semangat
damai bersama tidak akan egois hanya memikirkan kedamaiannya saja namun
terkadang melakukan perbuatan yang membuat orang tidak damai. Contoh: Dirinya
tidak suka diganggu oleh kebisingan di saat istirahat, namun terkadang justru
dia melakukan kebisingan saat orang istirahat. Atau pun dirinya lebih tenang di
lingkungan yang tanpa sampah, namun sampahnya kadang suka sembarang buang.
6.共觉 Sadar adalah melalui kegiatan belajar atau pun
dari mengalami menjadi mengetahui dan memahami dengan benar. Sadar bersama
adalah semangat yang tidak ingin pintar, paham dan sadar sendiri, tetapi adalah
semangat yang ingin membuat orang pintar, paham dan sadar dalam mengangkat
derajat sebagai seorang manusia yang berjiwa mulia.
7共有 Jika
kita memiliki sesuatu makan kita akan menghargai dan merawatnya. Memiliki
bersama adalah semangat yang menghargai dan merawat bersama. Semua orang merasa
ada tugas dan tanggung jawab yang sama dalam menjaga keutuhan dari benda
tersebut. Seperti segala sesuatu di alam semesta yang tidak dikuasai oleh orang
tertentu menjadi milik bersama. Bumi milik bersama, udara milik bersama, air
milik bersama. Karena itu setiap kita harus memiliki kesadaran dalam
menjaganya.
8共得 Mendapatkan bersama, dengan kita sama-sama menjaga
keutuhan dari alam semesta sesungguhnya telah membuat kita sama-sama memiliki
segala sesuatu yang berharga dari alam semesta seperti udara yang bersih, tanah
yang subur dan bumi yang indah.
9共福Berkah
bersama adalah semangat menjadikan setiap manusia adalah orang yang bernilai
tinggi sehingga keberadaannya selalu menguntungkan orang lain. Membuat
kehadirannya semakin diharapkan. Dengan demikian kebagiaan sejati akan lebih
terpancarkan.
10 共成Sukses bersama adalah semangat mendukung keberhasilan
orang lain tanpa pamrih dan tanpa menuntut terima kasih. Sesungguhnya di dalam
kita mendukung kesuksesan orang lain, terkadang kita telah memperoleh
kesuksesan yang lebih. Contoh saat kita ingin mengajari orang lain tentu kita
harus belajar terlebih dahulu dan dalam proses mengajari orang lain, kita
menjadi lebih paham.
Jumat, 10 Mei 2019
Sabtu, 23 Maret 2019
Jumat, 22 Maret 2019
Kamis, 21 Maret 2019
Pancasila Buddhis
Pengantar
Kehidupan memiliki ketertibannya, termasuk kehidupan
manusia. Dalam mencapai kebahagiaan dirinya dan keharmonisannya dengan sesamanya, manusia
melandasi hidupnya dengan sila. Sila merupakan aturan-aturan moralitas yang wajib dilaksanakan
oleh manusia. Dikatakan baik atau manusia susila, karena mencerminkan
hakikatnya sebagai makhluk yang luhur dan bahkan kelahiran manusia ditentukan oleh sejauh mana dia tidak
melanggar sila.
Mari Pahamilah Pengertian Sila!
Ingat Sila menunjukkan keunggulan kualitas kita sebagai
manusia!
1.
Apakah pengertian sila
itu ?
Pengertian
sila ada dua macam pengertian
sila, yaitu:
1) Kehendak atau sikap batin yang tercetus sebagai
ucapan benar dan perbuatan benar.
2) Cara untuk mengendalikan diri dari segala bentuk-bentuk
pikiran yang tidak baik atau merupakan usaha untuk membebaskan diri dari keserakahan,
kebencian, dan kebodohan batin.
3) Etika berasal
dari bahasa Yunani yaitu ETHOS yang artinya kebiasaan atau adat.
4) Oleh karena itu
etika sering dijelaskan sebagai moral. Dalam pandangan Buddhis sila memiliki
banyak arti antara lain: norma (kaidah), peraturan, perintah, sikap, keadaan,
perilaku, sopan santun, dan sebagainya
5) Sila pertama
kali diajarkan Buddha kepada lima orang pertapa ketika menyampaikan khotbah
pertama di Taman Rusa Isipatana.
6) Dalam khotbah
pertama tersebut dijelaskan tentang
jalan menuju lenyapnya dukkha yang dinamakan jalan tengah ( Hasta Ariya Magga )
7) Dalam jalan
tengah di bagi menjadi 3 kelompok yaitu terdiri dari panna, sila , Samadhi. Di
dalam kelompok sila terdiri dari Ucapan benar, Perbuatan benar dan Mata
Pencaharian benar. Sila merupakan dasar yang paling utama dalam pengamalan
kehidupan kerohanian umat Buddha.
8)
Dengan memiliki sila merupakan
langkah awal yang sangat penting untuk mencapai kehidupan yang luhur. Hal
tersebut telah disampaikan dalam Kitab Samyutta Nikaya V, 143, antara lain : “
Apakah permulaan dari batin yang luhur ? Sila yang sempurna “
2. CIRI, FUNGSI,
WUJUD DAN SEBAB TERDEKAT DARI SILA
1. Ciri Sila (Lakkhana) adalah ketertiban dan ketenangan
2. Fungsi (rasa) adalah untuk menhancurkan yang salah (dussiliya) dan menjaga agar orang tetap tidak bersalah (ancajja)
3. Wujud sila (paccupatthana) adalah kesucian (soceyya)
4. Sebab terdekat adalah Hiri dan Ottapa, hiri adalah perasaan malu untuk berbuat jahat atau kesalahan, ottapa ada perasaan takut akan akibat dari perbuatan jahat. Hiri dan Ottapa disebut Lokapaladhamma atau pelindung dunia.
3. PEMBAGIAN SILA
ada 4
1. Sila menurut jenisnya terdiri dari 2 macam, yaitu :
a. Pakati Sila artinya sila alamiah(sila yang tidak dibuat oleh manusia). Contohnya hukum tertib kosmis (utu, bija, kamma, dhamma, citta niyama)
b. Pannati Sila adalah sila yang dibuat oleh manusia berdasarkan kesepakatan atas dasar tujuan tertentu. Contoh : peraturan kebhikkhuan, adat istiadat, peraturan Negara, dan lain-lain
2. Sila menurut pelaksanaannya terdiri dari 3 macam, yaitu :
a. Sikkhapada sila yaitu melakukan latihan pengendalian diri
b. Carita sila yaitu sila dalam aspek positif (mengembangkan 10 perbuatan baik)
c. Varita sila yaitu sila dalam aspek negatif (10 karma buruk)
3. Sila menurut jumlah latihannya terdiri dari 3 macam, yaitu :
a. Cula Sila adalah cara pengendalian diri dari segala perbuatan dan ucapan yang tidak baik. Disebut Cula Sila karena jumlah sila tersebut paling sedikit yaitu lima sila yang dilaksanakan oleh umat biasa atau upasaka dan upasika.
b. Majjhima Sila adalah sila yang sedang dalam jumlah peraturun. Sila ini terdiri dari sepuluh latihan (Dasasila) dilaksanakan oleh samanera.
c. Maha Sila adalah sila yang banyak/berat dalam jumlah peraturan. Sila ini disebut Patimokkhasila dilaksanakan oleh para bhikkhu berjumlah 227 latihan dan bhikkhuni berjumlah 311 latihan.
4. Sila menurut jenis orang yang melaksanakan terdiri dari 3 macam, yaitu :
a. Sila upasaka-upasika adalah pancasila Buddhis. Bila kelima sila ini dilaksanakan dengan sungguh-sungguh maka akan memiliki 5 macam kekayaan, al:
• Keyakinan terhadap Triratna dan diri sendiri
• Kemurnian sila dan pelaksanaannya
• Keyakinan terhadap hukum karma
• Mencari kebaikan di dalam dhamma
• Berbuat baik sesuai dengan dhamma
b. Sila bagi Samanera-samaneri adalah majjhima sila (sila menengah). Untuk aliran Theravada melaksanakan 10 sila dan 75 sekhiya. Untuk aliran Mahayana melaksanakan 10 sila dan 100 siksakaranya.
c. Sila para bhikkhu dan bhikkhuni disebut patimokkhasila atau panita sila (sila yang tinggi). Sila bagi bhikkhu Theravada berjumlah 227 sila, bhikkhuni 311 sila. Khusus sila bagi para bhikkhuni Theravada telah dihapuskan sejak tahun 1257 m karena dalam aliran Theravada tidak ada lagi sangha bhikkhuni. Sila bagi bhikkhu Mahayana berjumlah 250 sila dan bhikkhuni 348 sila.
1. Sila menurut jenisnya terdiri dari 2 macam, yaitu :
a. Pakati Sila artinya sila alamiah(sila yang tidak dibuat oleh manusia). Contohnya hukum tertib kosmis (utu, bija, kamma, dhamma, citta niyama)
b. Pannati Sila adalah sila yang dibuat oleh manusia berdasarkan kesepakatan atas dasar tujuan tertentu. Contoh : peraturan kebhikkhuan, adat istiadat, peraturan Negara, dan lain-lain
2. Sila menurut pelaksanaannya terdiri dari 3 macam, yaitu :
a. Sikkhapada sila yaitu melakukan latihan pengendalian diri
b. Carita sila yaitu sila dalam aspek positif (mengembangkan 10 perbuatan baik)
c. Varita sila yaitu sila dalam aspek negatif (10 karma buruk)
3. Sila menurut jumlah latihannya terdiri dari 3 macam, yaitu :
a. Cula Sila adalah cara pengendalian diri dari segala perbuatan dan ucapan yang tidak baik. Disebut Cula Sila karena jumlah sila tersebut paling sedikit yaitu lima sila yang dilaksanakan oleh umat biasa atau upasaka dan upasika.
b. Majjhima Sila adalah sila yang sedang dalam jumlah peraturun. Sila ini terdiri dari sepuluh latihan (Dasasila) dilaksanakan oleh samanera.
c. Maha Sila adalah sila yang banyak/berat dalam jumlah peraturan. Sila ini disebut Patimokkhasila dilaksanakan oleh para bhikkhu berjumlah 227 latihan dan bhikkhuni berjumlah 311 latihan.
4. Sila menurut jenis orang yang melaksanakan terdiri dari 3 macam, yaitu :
a. Sila upasaka-upasika adalah pancasila Buddhis. Bila kelima sila ini dilaksanakan dengan sungguh-sungguh maka akan memiliki 5 macam kekayaan, al:
• Keyakinan terhadap Triratna dan diri sendiri
• Kemurnian sila dan pelaksanaannya
• Keyakinan terhadap hukum karma
• Mencari kebaikan di dalam dhamma
• Berbuat baik sesuai dengan dhamma
b. Sila bagi Samanera-samaneri adalah majjhima sila (sila menengah). Untuk aliran Theravada melaksanakan 10 sila dan 75 sekhiya. Untuk aliran Mahayana melaksanakan 10 sila dan 100 siksakaranya.
c. Sila para bhikkhu dan bhikkhuni disebut patimokkhasila atau panita sila (sila yang tinggi). Sila bagi bhikkhu Theravada berjumlah 227 sila, bhikkhuni 311 sila. Khusus sila bagi para bhikkhuni Theravada telah dihapuskan sejak tahun 1257 m karena dalam aliran Theravada tidak ada lagi sangha bhikkhuni. Sila bagi bhikkhu Mahayana berjumlah 250 sila dan bhikkhuni 348 sila.
4. MANFAAT
PELAKSANAAN SILA
1. Manfaat sila bagi perumah tangga sesuai dengan Kitab Maha Parinibbana Sutta adalah :
• Penyebab seseorang memiliki banyak harta kekayaan
• Nama dan kemasyurannya akan bertambah luas
• Menghadiri pertemuan tanpa ketakutan dan keragu-raguan
• Sewaktu akan meninggal hatinya tenang
• Penyebab terlahir di alam surga
2. Tujuan tertinggi melaksanakan sila adalah untuk mencapai Nibbana. Nibbana tidak sama dengan surga. Bedanya: Surga adalah tempat berdiamnya makhluk yang menerima akibat perbuatan baiknya.
3. Nibbana adalah keadaan dimana semua makhluk terbebas dari tanha dan kilesa.
4. Hubungan dhamma dan vinaya sangat erat karena, mengajar dhamma tanpa vinaya sama artinya mengajarkan jalan tanpa menunjukkan bagaimana cara memulai dan menempuhnya.
5. Pahala melaksanakan sila :
• Bebas dari penyesalan
• Bebas dari penyesalan menimbulkan kebahagiaan
• Kegembiraan dapat menimbulkan kegiuran (piti)
• Kegiuran dapat menimbulkan ketenangan (passadi)
• Ketenangan akan menimbulkan pemusatan pikiran (ekaggata)
• Pemusatan akan menimbulkan pengetahuan mengenai kesunyataan (anulomanana)
• Pengetahuan mengenai kesunyataan akan mendorong untuk mencari kebenaran (muncitukannyata nana)
• Usaha untuk mencari kebebasan akan mendapatkan pengetahuan tentang kebebasan (nibbana nana)
• Pengetahuan tentang kebebasan akan membawa orang kepada kebebasan (nibbana).
1. Manfaat sila bagi perumah tangga sesuai dengan Kitab Maha Parinibbana Sutta adalah :
• Penyebab seseorang memiliki banyak harta kekayaan
• Nama dan kemasyurannya akan bertambah luas
• Menghadiri pertemuan tanpa ketakutan dan keragu-raguan
• Sewaktu akan meninggal hatinya tenang
• Penyebab terlahir di alam surga
2. Tujuan tertinggi melaksanakan sila adalah untuk mencapai Nibbana. Nibbana tidak sama dengan surga. Bedanya: Surga adalah tempat berdiamnya makhluk yang menerima akibat perbuatan baiknya.
3. Nibbana adalah keadaan dimana semua makhluk terbebas dari tanha dan kilesa.
4. Hubungan dhamma dan vinaya sangat erat karena, mengajar dhamma tanpa vinaya sama artinya mengajarkan jalan tanpa menunjukkan bagaimana cara memulai dan menempuhnya.
5. Pahala melaksanakan sila :
• Bebas dari penyesalan
• Bebas dari penyesalan menimbulkan kebahagiaan
• Kegembiraan dapat menimbulkan kegiuran (piti)
• Kegiuran dapat menimbulkan ketenangan (passadi)
• Ketenangan akan menimbulkan pemusatan pikiran (ekaggata)
• Pemusatan akan menimbulkan pengetahuan mengenai kesunyataan (anulomanana)
• Pengetahuan mengenai kesunyataan akan mendorong untuk mencari kebenaran (muncitukannyata nana)
• Usaha untuk mencari kebebasan akan mendapatkan pengetahuan tentang kebebasan (nibbana nana)
• Pengetahuan tentang kebebasan akan membawa orang kepada kebebasan (nibbana).
5. Apakah pancasila buddhis itu ?
Pancasila adalah lima latihan moral. Pancasila Buddhis
merupakan peraturan yang hendaknya dilatih dan dilaksanakan oleh umat Buddha. Umat Buddha
setiap kebaktian pasti membaca paritta Pancasila.Jika kebaktian dihadiri anggota
Sangha, umat meminta tuntunan Tisarana dan Pancasila Buddhis kepada anggota
Sangha. Umat Buddha yang meminta untuk divisudhi upasaka atau upasika pasti meminta tuntunan Pancasila
Buddhis secara khusus kepada Bhikkhu Sangha. Umat Buddha yang ingin divisudhi upasaka atau
upasika ini berikrar untuk melaksanakan Pancasila Buddhis dalam kehidupan sehari-hari. Dapat dikatakan
bahwa Pancasila Buddhis merupakan pegangan atau pedoman hidup bagi umat Buddha terutama bagi
upasaka dan upasika.
6. Sebutkan isi pancasila buddhis !
Pancasila Buddhis
1. Panatipata
veramani sikkhapadang samadiyami
Aku bertekad melatih menahan
diri dari membunuh makhluk hidup.
2. Adinadana veramani
sikkhapadang samadiyami
Aku bertekad melatih menahan
diri dari mengambil barang yang tak diberikan.
3. Kamesumiccharacara
veramani sikkhapadang samadiyami
Aku bertekad melatih menahan
diri dari perbuatan asusila.
4. Musavada veramani
sikkhapadang samadiyami
Aku bertekad melatih menahan
diri dari bicara yang tidak benar.
5. Surameraya
majjapamadattana veramani sikkhapadang samadiyami
Aku bertekad melatih menahan
diri tidak makan makanan/minuman yang dapat menyebabkan lemahnya kewaspadaan.
Penjelasan
Pancasila Buddhis
1. Sila Pertama: menahan
diri dari membunuh makhluk hidup.
a. Ada lima faktor untuk dapat disebut membunuh
1)
Ada makhluk hidup
2)
Mengetahui bahwa makhluk itu masih hidup
3)
Berpikir untuk membunuhnya
4)
Berusaha untuk membunuhnya
5)
Makhluk itu mati sebagai akibat dari usaha tersebut
b. Objek dari pelanggaran Sila Pertama
1)
Manusia
2)
Binatang, yaitu binatang berguna dan tidak berguna.
c. Maksud atau motif dari pelanggaran Sila
Pertama
1)
Direncanakan atau sengaja
2)
Tidak dikehendaki dengan dorongan sesaat atau mendadak. Misalnya,
mempertahankan diri dan kecelakaan.
d. Usaha dari pelanggaran Sila Pertama
1)
Dikerjakan langsung
2)
Dengan tak langsung
e. Hal-hal lain yang dapat dikategorikan
pelanggaran Sila Pertama yang harus juga kita hindari
1)
Membunuh manusia dan hewan
2)
Menyiksa manusia dan hewan
3)
Menyakiti jasmani manusia dan hewan
f. Akibat dari melanggar Sila Pertama
1)
Lahir kembali dengan keadaan cacat
2)
Mempunyai wajah yang buruk
3)
Mempunyai perawakan yang jelek
4)
Berbadan lemah, penyakitan
5)
Tidak begitu cerdas
6)
Selalu khawatir/cemas, takut
7)
Dimusuhi dan dibenci orang banyak, tidak mempunyai pengikut
8)
Terpisah dari orang yang dicintai
9)
Berumur pendek
10)
Mati dibunuh orang lain
2. Sila Kedua: menahan diri
dari mengambil sesuatu yang tidak diberikan
a. Ada lima faktor untuk dapat disebut mencuri
1)
Ada sesuatu/barang/benda milik pihak lain
2)
Mengetahui bahwa barang itu ada pemiliknya
3)
Berpikir untuk mencurinya
4)
Berusaha untuk mencurinya
5)
Berhasil mengambil barang itu melalui usaha tersebut
b. Usaha dari pelanggaran Sila Kedua
1)
Pencurian secara langsung
a)
Mencuri g) pemalsuan
b)
Merampas h) berbohong (memungkiri harta benda yang dititipkan)
c)
Memeras i) mencopet
d)
Merampok j) menukar barang
e)
Gugatan palsu k) menyelundup dan menghindari pajak
f)
Penipuan l) penggelapan
2)
Pencurian tak langsung
a)
Berlaku sebagai kaki tangan (tukang tadah)
b)
Merayu untuk menipu
c)
Menerima suapan (pungli)
c. Hal-hal lain yang dapat dikategorikan
pelanggaran Sila kedua yang harus juga kita hindari
1)
Penghancuran barang orang lain dengan sengaja untuk balas dendam
2)
Mempergunakan barang dengan sewenang-wenang
d. Akibat dari melanggar Sila Kedua
1)
Tidak mempunyai harta benda dan kekayaan
2)
Terlahir dalam keadaan melarat atau miskin
3)
Menderita kelaparan
4)
Tidak berhasil memperoleh apa yang diinginkan dan didambakan
5)
Menderita kebangkrutan atau kerugian dalam usaha dagang
6)
Sering ditipu atau diperdaya
7)
Mengalami kehancuran karena bencana atau malapetaka
e. Kebahagiaan yang dimiliki oleh orang yang mencari
nafkah secara benar
1)
Rasa bangga memiliki barang (harta) secara sah
2)
Bebas dari beban yang membuat dia harus hidup bersembunyi
3)
Saat mempergunakan hartanya itu tidak tertekan batinnya
4)
Hal itu memperkuat dia untuk tidak jatuh kedalam cara-cara hidup yang jahat
lainnya.
3. Sila ketiga: menahan diri dari perbuatan asusila.
a. Ada empat faktor untuk dapat disebut berzinah
1)
Ada objek yang tidak patut digauli
2)
Mempunyai pikiran untuk menyetubuhi objek tersebut
3)
Berusaha menyetubuhi
4)
Berhasil menyetubuhi, dalam arti berhasil memasukkan alat kemaluannya ke dalam salah
satu dari tiga lubang (mulut, anus, atau liang peranakan) walaupun hanya
sedalam biji
wijen
b. Objek dari pelanggaran Sila Ketiga
1)
Objek yang menyebabkan pelanggaran sila Ketiga oleh laki-laki
a)
Wanita yang telah menikah
b)
Wanita yang masih dibawah pengawasan atau asuhan keluarga
c)
Wanita yang menurut kebiasaan (adat istiadat) dilarang, yaitu :
(1)
Mereka dilarang karena tradisi keluarga, masih dalam satu garis keturunan yang dekat
(2)
Mereka dilarang karena tradisi (peraturan) agama. Dalam tradisi Theravada disebutkan :
Upasika Atthasila, Bhikkhuni di zaman dulu
(3)
Mereka dilarang karena hukum negara pada zaman dulu, misalnya selir raja
2)
Objek yang menyebabkan pelanggaran Sila Ketiga oleh wanita
a)
Laki-laki yang telah menikah
b)
Laki-laki yang berada di bawah peraturan agama, misalnya Bhikkhu, samanera
c)
Hal-hal lain yang dapat dikategorikan pelanggaran Sila Ketiga yang harus juga kita
hindari
(1)
Berzinah (melakukan hubungan kelamin bukan dengan suami/isterinya)
(2)
Berciuman dengan lain jenis yang disertai nafsu birahi
(3)
Menyenggol, mencolek, dan sejenisnya yang disertai dengan nafsu birahi
d)
Akibat dari melanggar Sila Ketiga
(1)
Mempunyai banyak musuh
(2)
Dibenci banyak orang
(3)
Sering diancam dan dicelakai
(4)
Terlahir sebagai banci/waria atau wanita jalang
(5) Mempunyai kelainan jiwa
(6)
Diperkosa orang lain
(7)
Sering mendapat aib/malu
(8)
Tidur mapun bangun dalam keadaan gelisah
(9)
Tidak disenangi oleh laki-laki maupun perempuan
(10)
Gagal dalam bercinta
(11)
Sukar mendapat jodoh
(12)
Tidak memperoleh kebahagiaan dalam hidup berumah tangga
(13)
Terpisah dari orang yang dicintai
4. Sila Keempat: menahan diri
dari berkata yang tidak benar
a.
Ada empat faktor untuk dapat disebut berdusta
1)
Ada sesuatu hal yang tidak benar
2)
Mempunyai pikiran untuk berdusta
3)
Berusaha berdusta
4)
Pihak lain mempercayainya
b.
Usaha dari pelanggaran Sila keempat
1)
Kebohongan langsung
(a)
Bohong terang-terangan
(b)
Menghasut
(c)
Menipu/memperdayai
(d)
Menjilat
(e)
Pembatalan
(1)
Pelanggaran sumpah/ikrar
(2)
Muslihat/tipu daya
(3)
Munafik, perbuatan pura-pura
(4)
Permainan kata-kata secara licin melebih-lebihkan
(5)
Menyembunyikan/mengurangi
2)
Kebohongan tak langsung
(a)
Kata-kata melukai
(b)
Sarkasme (pujian tajam)
(c)
Penghinaan (merendahkan)
(d)
Kebohongan tak terpikir
(e)
Sindiran untuk menimbulkan perselisihan
3)
Melanggar janji
(a)
Perjanjian antara dua pihak
(b)
Perjanjian satu pihak
(c)
Pembatalan kata-kata
c.
Hal-hal lain yang dapat dikategorikan pelanggaran Sila Keempat yang harus juga
kita hindari
1)
Basa-basi (Euphemisme)
2)
Cerita (perumpamaan atau kiasan)
3)
Salah pengertian
4)
Salah ucapan
d.
Akibat dari melanggar Sila Keempat
1)
Bicaranya tidak jelas
2)
Giginya jelek dan tidak rata/rapi
3)
Mulutnya berbau busuk
4)
Perawakannya tidak normal, terlalu gemuk atau kurus, terlalu tinggi atau pendek
5)
Sorot matanya tidak wajar
6)
Perkataannya tidak dipercayai walaupun oleh orang-orang terdekat atau bawahannya
5. Sila Kelima: menahan diri
dari memakan makanan/minuman yang dapat menyebabkan lemahnya kewaspadaan
a.
Ada empat faktor untuk dapat disebut mabuk-mabukan
1)
Ada sesuatu yang merupakan Sura,
Meraya, atau Majja; yaitu
sesuatu yang membuat nekat, mabuk, tak sadarkan diri, yang menjadi dasar dari
kelengahan dan kecerobohan
2)
Mempunyai keinginan untuk menggunakannya
3)
Menggunakannya
4)
timbul gejala mabuk atau sudah menggunakannya (meminumnya) hingga masuk melalui
tenggorokan
b.
Objek yang menyebabkan pelanggaran Sila Kelima
1)
Segala jenis minuman/makanan yang memabukkan
2)
Barang yang bila digunakan/dimasukkan didalam tubuh dapat membuat kita tidak sadar
dan ketagihan
c.
Hal-hal lain yang dapat dikategorikan pelanggaran Sila Kelima yang harus juga
kita hindari Makan/minum sampai terlalu kenyang (kekenyangan) sehingga dapat
mengakibatkan muntah-muntah
d.
Keburukan-keburukan dari makanan/minuman yang memabukkan
1)
Pemborosan uang karena keinginan yang tak terkendali
2)
Menjadi sebab timbulnya pertengkaran dan perkelahian
3)
Menjadi sebab timbulnya penyakit, bukan sebagai penawar
4)
Sebab utama dari timbulnya noda nama baik keluarga
5)
Hilangnya pengendalian diri
6)
Menimbulkan gangguan pada fungsi otak
Apa akibat dari melanggar Sila Kelima (melakukan pemabukan)
1)
Dalam Anguttara Nikaya, Sutta Pitaka, Buddha Gotama
menekankan betapa besar akibat negatif yang ditimbulkan
dari pemabukan:”Duhai para Bhikkhu, peminum minuman keras secara berlebihan dan
terus-menerus niscaya dapat menyeret seseorang dalam alam neraka, alam
binatang, alam iblis. Akibat paling ringan yang ditanggung oleh mereka-yang
karena kebajikan lain, terlahir sebagai manusia gila/sinting”.
2)
Dalam bagian lain beliau juga mengatakan:”ada tiga macam hal, duhai para
bhikkhu, yang apabila dilakukan tidak pernah dapat membuat kenyang. Apakah tiga
hal itu? Tiga hal itu ialah bertiduran, bermabuk-mabukan, dan bersetubuhan”.
3)
Terlahir kembali sebagai orang gila; tingkah kesadaran/kewaspadaannya rendah;
tidak memiliki kecerdasan; tidak mempunyai banyak pengetahuan; bersifat
ceroboh; pikun; pemalas; sulit mencari pekerjaan; sukar memperoleh kepercayaan
orang lain
Ayo mengomunikasikan!
1.
Bagaimana pendapatmu tentang orang-orang yang pekerjaannya sebagai penjagal
hewan atau nelayan yang hampir tiap hari melakukan membunuh hewan?
2.
Ungkapkan pendapatmu dan komunikasikan hasil analisis kalian!
3.
Temukan kasus-kasus pelanggaran sila yang ada di masyarakat, dan cobalah
komunikasikan
dengan
teman-temanmu melalui diskusi, pembahasan mencari sebab-musababnya dan
menemukan
solusinya!
7.
Buatlat kliping
berita-berita pelanggaran sila, dan cobalah diskusikan dengan teman-temanmu!
Ayo Nyatakan Tekadmu!
Setiap hari aku bertekad akan melatih diri
untuk:
tidak membunuh, tidak mencuri, tidak berbuat
asusila,
tidak berkata tidak benar, dan tidak
mengonsumsi narkoba!
Uji Kompetensi
1. Jelaskan manfaat mempelajari Pancasila
Buddhis!
2. Uraikan akibat melanggar sila kelima
Pancasila Buddhis!
3. Tuliskan jenis pelanggaran sila yang
pernah Kamu lakukan!
4. Mengapa ada orang bodoh bahkan ediot?
Jelaskan hubungannya dengan Pancasila Buddhis!
8.
Terangkan fungsi sila!
Tugas individu
1. Lakukan pengamatan terhadap temanmu atau
orang-orang di sekitarmu yang telah
melakukan
pelanggaran sila-sila dalam Pancasila Buddhis!
2.
Berikan tanggapan dari hasil pengamatanmu lalu buatlah
laporan kepada gurumu!
Ayo Renungkan
Pikirkanlah
terlebih dahulu dengan saksama sebelum bertindak, dan renungkanlah dalam-dalam
segala
tindakan yang telah terjadi!
Adakah
kamu pernah atau sering melakukan pelanggaran sila-sila dalam pancasila?
Sila-sila mana saja? Dan bagaimanakah upaya
kamu untuk dapat mengatasinya!
PANCADHARMA
Jika Pancasila bersifat bersifat pasif maka pancadharma bersifat aktif. Sifat aktif inilah yang membuat pancadharma disebut kalyanadharma yaitu memuliakan seseorang yang mempraktekkannya.
1. Metta – Karuna adalah cinta kasih dan belas kasihan terhadap semua makhluk. Kalau seseorang dapat melaksanakan metta – karuna dengan baik, maka ia akan dapat menghindari pembunuhan makhluk hidup, sehingga sila pertama dalam Pancasila Buddhis akan dapat dilaksanakan dengan baik.
Jika Pancasila bersifat bersifat pasif maka pancadharma bersifat aktif. Sifat aktif inilah yang membuat pancadharma disebut kalyanadharma yaitu memuliakan seseorang yang mempraktekkannya.
1. Metta – Karuna adalah cinta kasih dan belas kasihan terhadap semua makhluk. Kalau seseorang dapat melaksanakan metta – karuna dengan baik, maka ia akan dapat menghindari pembunuhan makhluk hidup, sehingga sila pertama dalam Pancasila Buddhis akan dapat dilaksanakan dengan baik.
2. Samma-Ajiva adalah mata pencaharian benar, maksudnya adalah mencari penghidupan dengan cara yang baik, yaitu :
- tidak mengakibatkan pembunuhanØ
- wajar dan halal (bukan hasil pencurian, mencopet dan merampok)Ø
- tidak berdasarkan penipuanØ
- tidak berdasarkan ilmu yang rendah seperti meramal, perdukunan, dllØ
- Jika kita dapat melaksanakan dhamma kedua ini dengan baik, maka kita akan dapat melaksanakan sila ke II dalam Pancasila Buddhis.
3. Santutthi artinya puas dengan apa yang dimiliki. Puas disini adalah puas dalam hal hawa nafsu. (Contoh : jika sudah punya istri harus puas dengan istri tersebut dan tidak melakukan perjinahan dengan orang lain (sadarasantutthi), jika sudah punya suami harus puas dengan suami tersebut dan tidak melakukan perjinahan dengan orang lain (pativatti). Jika kita dapat melaksanakan hal tersebut maka kita dapat melaksanakan sila ke III dalam Pancasila Buddhis.
4. Sacca artinya kebenaran atau kejujuran. Jujur disini berhubungan dengan pembicaraan seseorang terhadap orang lain yang disertai kehendak/niat. Jika kita dapat melaksanakan sacca berarti kita melaksanakan sila ke IV dari pancasila Buddhis
5. Sati-Sampajanna artinya ingat dan waspada
Jika kita selalu ingat pada jenis-jenis makan dan minuman yang dapat menimbulkan lenyapnya kesadaran serta tidak akan terjerat oleh semua hal sejenisnya, kewaspadaan dapat di bagi menjadi empat yaitu: kewaspadaan terhadap makanan, pekerjaan, tingkah laku, hakekak hidup dan kehidupan. Dengan memiliki sati-sapajanna maka kita akan dapat melaksanakan Sila ke V dari Pancasila Buddhis.
BRAHMA VIHARA
Brahma vihara adalah sifat batin yang luhur atau mulia atau tempat berdiamnya makhluk Brahma (makhluk dewa yang telah mencapai kesucian batin). Sifat ini terdapat dalam diri manusia baik yang jahat maupun yang baik. Manusia menurut pandangan Buddhis terdapat 7 sifat terdiri dari :
• 2 sifat baik (keyakinan dan kebijaksanaan)
• 4 sifat tidak baik ( serakah, kenafsuan, kebencian, mudah tersinggung)
• 1 sifat campuran dari 6 sifat diatas.
Perbuatan Baik Perbuatan Buruk
1. Metta : Cinta Kasih 1. Lobha : Keserakahan
2. Karuna : Belas kasihan 2. Dosa : Kebencian/Kemarahan
3. Mudita : Perasaan Simpati 3. Moha : Kebodohan
4. Upekkha : Keseimbangan Batin 4. Irsia : Irihati
Moha tidak sama dengan Avijja (kegelapan batin). Moha adalah orang yang malas melakukan segala sesuatu, sedangkan Avijja adalah orang yang sudah mengerti berpura-pura tidak mengerti. Lobha dapat dihilangkan dengan mengembangkan Karuna, Dosa dapat dihilangkan dengan mengembangkan Metta, Moha dapat dihilangkan dengan mengembangkan Panna (Kebijaksanaan), Irsia dapat dihilangkan dengan mengembangkan Mudita. Bila manusia memiliki sifat terikat pada apa yang disenangi, dan sifat menolak pada apa yang tidak disenangi dapat dihilangkan dengan mengembangkan Upekkha.
Sifat luhur ini hendaknya dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari agar kita dapat menjadi manusia yang mulia baik dalam tingkah laku, pikiran dan ucapan. Keempat sifat luhur(baik) tersebut merupakan keadaan tanpa batas (appamana). Disebut demikian karena tidak ada yang merintangi atau yang membatasi semua makhluk termasuk dalam alam menyedihkan untuk mengembangkan sifat luhur tersebut.
A. METTA (CINTA KASIH)
Sifat luhur yang pertama adalah Metta (cinta kasih) yang universal (menyeluruh terhadap semua makhluk. Metta bukan berarti cinta kasih yang dilandasi oleh nafsu atau kecenderungan pribadi, karena kedua hal ini akan menimbulkan kesedihan. Metta dapat diumpamakan sebagai: “ seorang ibu yang melindungi anaknya yang tunggal, sekalipun mengorbankan kehidupannya, seharusnya seseorang yang memelihara cinta kasih yang tidak terbatas itu kepada semua makhluk “. Nasihat sang Buddha tersebut adalah perasaan cinta kasih yang tidak didasarkan pada nafsu seorang ibu terhadap anaknya, melainkan keinginan yang murni untuk membahagiakan anaknya.
Sifat yang baik dan mulia adalah corak yang khas dari metta. Orang yang melatih metta selalu gembira dalam memajukan kesejahteraan orang lain. Pahala melaksanakan metta, al:
1. Orang yang penuh metta akan tidur dengan tenang dan bahagia.
2. Wajah berseri-seri.
3. Tidur dengan nyenyak
4. Dicintai banyak orang
5. Disayang oleh makhluk lain (termasuk binatang)
6. Kebal terhadap ilmu hitam (kecuali karma buruknya sedang berbuah)
7. Akan dilindungi oleh para dewa
8. Dengan mudah memusatkan pikirannya
9. Meninggal dengan tenang
10. Dengan pancaran cinta kasih bila meninggal wajahnya berseri-seri.
Cara melatih metta adalah :
Pertama kali metta harus dilatih terhadap dirinya sendiri. Ketika melatih metta pikiran harus tenang, positif, bahagia. Setelah itu ia harus merenungkan agar hidup tenang, terbebas dari penderitaan, kesakitan, kegelisahan, ketakutan, dan seterusnya dengan pikiran tidak melekat dengan apa yang kita pikirkan. Hal ini harus dilatih sesering mungkin agar mendapatkan hasil yang maksimal. Sang Buddha bersabda : “ Ditengah-tengah orang yang membenci, hendaklah seseorang hidup bebas dari kebencian”. Sasaran utama mengembangkan metta adalah terhadap semua makhluk.
B. KARUNA (BELAS KASIHAN)
Sifat luhur yang kedua adalah Karuna (belas kasihan), yang dirumuskan sebagai sesuatu yang dapat menggetarkan hati ke arah rasa kasihan bila mengetahui orang lain sedang menderita, atau kehendak untuk meringankan penderitaan orang lain. Dalam Jataka diceritakan, Dimana Sutasoma sebagai seorang Bodhisatva telah mengorbankan dirinya demi menolong seekor macan betina kelaparan yang ingin memakan anak-anaknya sendiri yang masih kecil-kecil guna menghilangkan laparnya. Bodhisatva Sutasoma mencegah niat macan itu, dan sebagai gantinya ia memberikan tubuhnya sendiri untuk dimakan.
Sesungguhnya, unsur kasih sayang-lah yang mendorong seseorang menolong orang lain dengan ketulusan hati. Orang yang memiliki kasih sayang yang murni tidak hidup untuk dirinya sendiri, melainkan untuk semua makhluk. Orang-orang yang pantas kita beri belas kasihan tidak hanya orang miskin saja tetapi juga orang yang kejam, pendendam, serakah, irihati, pemarah, serakah, mau menang sendiri, sakit, senang dan lain-lain. Sasaran utama mengembangkan karuna adalah terhadap makhluk yang sengsara dan menderita.
C. MUDITA
(PERASAAN SIMPATI)
Sifat luhur yang ketiga adalah Mudita (perasaan simpati), yaitu ikut senang melihat orang lain senang atau perasaan gembira atas keberhasilan orang lain. Namun tidak bisa kita pungkiri bahwa sifat manusia yang menonjol adalah sifat irihati, karena untuk memberi ucapan selamat kepada orang yang berhasil tersebut kita tidak pernah melakukannya, jika ada jumlahnya sangat sedikit sekali. Salah satu cara untuk menghilangkan perasaan irihati ini adalah mengembangkan mudita, karena mudita dapat mencabut akar irihati yang merusak. Mudita juga dapat menolong orang lain mencapai kebahagiaan. Sasaran utama mengembangkan mudita adalah terhadap semua makhluk yang makmur dan sejahtera.
D. UPEKKHA (KESEIMBANGAN BATIN)
Sifat luhur yang keempt adalah Upekkha (keseimbangan batin). Keseimbangan batin penting sekali terutama bagi umat awam yang hidup dalam dunia yang kacau balau, ditengah gelombang keadaan yang naik turun tidak menentu ini. Sang Buddha bersabda : “ Orang bijaksana tidak menunjukkan rasa gembira maupun kecewa dengan pujian dan celaan. Mereka tetap teguh bagaikan batu karang yang tak tergoyahkan oleh badai”. Demikianlah mereka melatih keseimbangan batin.
Contoh Cerita : Pada suatu ketika Sang Buddha diundang oleh seorang Brahmana untuk bersantap dirumahnya, oleh karena diundang, maka Sang Buddha datang ke rumah Brahmana tersebut, tetapi ia bukannya menjamu Sang Buddha, melainkan malah mencerca Sang Buddha dengan kata-kata yang sangat kotor. Sang Buddha dikatakan seperti babi jalang, anjing, buaya, bangsat, dan sebagainya. Tetapi Sang Buddha tidak sedikitpun merasa terkejut, marah, membantah, dan sang Buddha sama sekali tidak dendam.
D. SIGALOVADA SUTTA
1. Sigalovada Sutta adalah khotbah yang berisi wejangan/nasehat Sang Buddha kepada seorang pemuda bernama Sigala, putra seorang kepala keluarga yang tinggal di Rajagaha.
2. Orang tuanya adalah penganut agama Buddha yang taat dan berbakti kepada Sang Buddha, tetapi tidak berhasil mengajak putranya mengikuti jejaknya.
3. Berbagai usaha telah dilakukan agar Sigala mau bertemu dengan Sang Buddha tau siswa-siswanya untuk mendengarkan dhamma.
4. Sigala beranggapan bahwa tidak ada gunanya mengunjungi Sang Buddha dan sangha(perkumpulan para bhikkhu dan bhikkhuni), karena hal tersebut tidak mendatangkan keuntungan materi, bahkan akan mengakibatkan kerugian materi.
5. Pikiran Sigala hanya tertuju pada kesejahteraan materi dan beranggapan kegiatan mental spiritual tidak ada gunanya.
6. Ketika ayahnya akan meninggal dunia, Ia berpesan agar Sigala melaksanakan permintaannya untuk menghormat enam penjuru pada waktu pagi-pagi sekali(subuh).
7. Ayahnya meminta Sigala melakukan hal tersebut dengan harapan agar suatu ketika Sang Buddha atau para siswanya melihat dan berkesempatan untuk memberikan dhamma yang sesuai dengan Sigala.
8. Pada suatu ketika Sang Buddha berdiam di hutan bambu dekat Rajagaha, dan melihat Sigala dengan pakaian dan rambut yang basah melaksanakan pesan ayahnya untuk memuja enam arah, meskipun tidak tau apa artinya dan ia melakukan sebagai rasa bakti dan penghormatan terhadap ayahnya.
9. Sang Buddha memberitahu Sigala bahwa dalam ajaran-Nya tentang Ariyasa Vinaya(peraturan ariya), enam penjuru itu mempunyai arti :
a. Arah Timur berarti menghormati orang tua
b. Arah Selatan berarti menghormati guru
c. Arah Barat berarti menghormati anak dan istri
d. Arah Utara berarti menghormati sahabat
e. Arah Atas(Zenith) berarti menghormati rohaniawan
f. Arah Bawah(Nadir) berarti menghormati pelayan/karyawan
Ke-enam kelompok ini dalam agama Buddha diperlakukan sebagai sesuatu yang pantas dihormati dan dijaga.
10. Bagaimana cara menghormat atau menjaga mereka? Sang Buddha bersabda bahwa kita dapat menghormat mereka dengan cara melaksanakan kewajibannya dengan baik dan benar. Terdapat 14 aspek negative yang harus dihindari oleh kita antara lain :
a. Empat cacat tingkah laku, antara lain : melakukan pembunuhan, melakukan pencurian, berhubungan kelamin(berzinah), berkata yang tidak benar.
b. Empat dorongan melakukan kejahatan, antara lain : nafsu keinginan, kebencian, ketakutan, kebodohan.
c. Enam saluran menghabiskan kekayaan, antara lain : minuman keras, judi, keluyuran tidak pada waktunya, bergaul dengan wanita/pria penghibur, memiliki teman yang jahat, malas.
11. Aspek positif yang harus kita kembangkan adalah melaksanakan kewajiban timbal balik kepada mereka, antara lain :
a. Kewajiban anak terhadap orang tua, yaitu:
Mendengarkan nasehatnyaØ
Membantu orang tua dalam keadaan senang dan susahØ
Menjaga nama baik orang tuaØ
Menghormati dan menjaga nama baiknya.Ø
b. Kewajiban orang tua terhadap anak, yaitu :
Memberikan pendidikan yang baikØ
Memberikan warisan kepada anaknya pada saat yang tepatØ
Menganjurkan anaknya berbuat kebaikanØ
Mencegah anaknya melakukan perbuatan yang tidak baikØ
c. Kewajiban guru terhadap murid, yaitu :
Menjaga nama baik muridnyaØ
Memberikan nasehat, petunjuk yang baikØ
Memberikan ilmu yang telah dimilikiØ
Menjaga muridnya dari bahayaØ
d. Kewajiban murid terhadap guru, yaitu :
Menegur atau memberi salam bila bertemuØ
Bertekad untuk belajar yang sungguh-sungguhØ
Mengerjakan tugas yang telah diberikanØ
Memperhatikan dengan baik ketika belajarØ
Sifat luhur yang ketiga adalah Mudita (perasaan simpati), yaitu ikut senang melihat orang lain senang atau perasaan gembira atas keberhasilan orang lain. Namun tidak bisa kita pungkiri bahwa sifat manusia yang menonjol adalah sifat irihati, karena untuk memberi ucapan selamat kepada orang yang berhasil tersebut kita tidak pernah melakukannya, jika ada jumlahnya sangat sedikit sekali. Salah satu cara untuk menghilangkan perasaan irihati ini adalah mengembangkan mudita, karena mudita dapat mencabut akar irihati yang merusak. Mudita juga dapat menolong orang lain mencapai kebahagiaan. Sasaran utama mengembangkan mudita adalah terhadap semua makhluk yang makmur dan sejahtera.
D. UPEKKHA (KESEIMBANGAN BATIN)
Sifat luhur yang keempt adalah Upekkha (keseimbangan batin). Keseimbangan batin penting sekali terutama bagi umat awam yang hidup dalam dunia yang kacau balau, ditengah gelombang keadaan yang naik turun tidak menentu ini. Sang Buddha bersabda : “ Orang bijaksana tidak menunjukkan rasa gembira maupun kecewa dengan pujian dan celaan. Mereka tetap teguh bagaikan batu karang yang tak tergoyahkan oleh badai”. Demikianlah mereka melatih keseimbangan batin.
Contoh Cerita : Pada suatu ketika Sang Buddha diundang oleh seorang Brahmana untuk bersantap dirumahnya, oleh karena diundang, maka Sang Buddha datang ke rumah Brahmana tersebut, tetapi ia bukannya menjamu Sang Buddha, melainkan malah mencerca Sang Buddha dengan kata-kata yang sangat kotor. Sang Buddha dikatakan seperti babi jalang, anjing, buaya, bangsat, dan sebagainya. Tetapi Sang Buddha tidak sedikitpun merasa terkejut, marah, membantah, dan sang Buddha sama sekali tidak dendam.
D. SIGALOVADA SUTTA
1. Sigalovada Sutta adalah khotbah yang berisi wejangan/nasehat Sang Buddha kepada seorang pemuda bernama Sigala, putra seorang kepala keluarga yang tinggal di Rajagaha.
2. Orang tuanya adalah penganut agama Buddha yang taat dan berbakti kepada Sang Buddha, tetapi tidak berhasil mengajak putranya mengikuti jejaknya.
3. Berbagai usaha telah dilakukan agar Sigala mau bertemu dengan Sang Buddha tau siswa-siswanya untuk mendengarkan dhamma.
4. Sigala beranggapan bahwa tidak ada gunanya mengunjungi Sang Buddha dan sangha(perkumpulan para bhikkhu dan bhikkhuni), karena hal tersebut tidak mendatangkan keuntungan materi, bahkan akan mengakibatkan kerugian materi.
5. Pikiran Sigala hanya tertuju pada kesejahteraan materi dan beranggapan kegiatan mental spiritual tidak ada gunanya.
6. Ketika ayahnya akan meninggal dunia, Ia berpesan agar Sigala melaksanakan permintaannya untuk menghormat enam penjuru pada waktu pagi-pagi sekali(subuh).
7. Ayahnya meminta Sigala melakukan hal tersebut dengan harapan agar suatu ketika Sang Buddha atau para siswanya melihat dan berkesempatan untuk memberikan dhamma yang sesuai dengan Sigala.
8. Pada suatu ketika Sang Buddha berdiam di hutan bambu dekat Rajagaha, dan melihat Sigala dengan pakaian dan rambut yang basah melaksanakan pesan ayahnya untuk memuja enam arah, meskipun tidak tau apa artinya dan ia melakukan sebagai rasa bakti dan penghormatan terhadap ayahnya.
9. Sang Buddha memberitahu Sigala bahwa dalam ajaran-Nya tentang Ariyasa Vinaya(peraturan ariya), enam penjuru itu mempunyai arti :
a. Arah Timur berarti menghormati orang tua
b. Arah Selatan berarti menghormati guru
c. Arah Barat berarti menghormati anak dan istri
d. Arah Utara berarti menghormati sahabat
e. Arah Atas(Zenith) berarti menghormati rohaniawan
f. Arah Bawah(Nadir) berarti menghormati pelayan/karyawan
Ke-enam kelompok ini dalam agama Buddha diperlakukan sebagai sesuatu yang pantas dihormati dan dijaga.
10. Bagaimana cara menghormat atau menjaga mereka? Sang Buddha bersabda bahwa kita dapat menghormat mereka dengan cara melaksanakan kewajibannya dengan baik dan benar. Terdapat 14 aspek negative yang harus dihindari oleh kita antara lain :
a. Empat cacat tingkah laku, antara lain : melakukan pembunuhan, melakukan pencurian, berhubungan kelamin(berzinah), berkata yang tidak benar.
b. Empat dorongan melakukan kejahatan, antara lain : nafsu keinginan, kebencian, ketakutan, kebodohan.
c. Enam saluran menghabiskan kekayaan, antara lain : minuman keras, judi, keluyuran tidak pada waktunya, bergaul dengan wanita/pria penghibur, memiliki teman yang jahat, malas.
11. Aspek positif yang harus kita kembangkan adalah melaksanakan kewajiban timbal balik kepada mereka, antara lain :
a. Kewajiban anak terhadap orang tua, yaitu:
Mendengarkan nasehatnyaØ
Membantu orang tua dalam keadaan senang dan susahØ
Menjaga nama baik orang tuaØ
Menghormati dan menjaga nama baiknya.Ø
b. Kewajiban orang tua terhadap anak, yaitu :
Memberikan pendidikan yang baikØ
Memberikan warisan kepada anaknya pada saat yang tepatØ
Menganjurkan anaknya berbuat kebaikanØ
Mencegah anaknya melakukan perbuatan yang tidak baikØ
c. Kewajiban guru terhadap murid, yaitu :
Menjaga nama baik muridnyaØ
Memberikan nasehat, petunjuk yang baikØ
Memberikan ilmu yang telah dimilikiØ
Menjaga muridnya dari bahayaØ
d. Kewajiban murid terhadap guru, yaitu :
Menegur atau memberi salam bila bertemuØ
Bertekad untuk belajar yang sungguh-sungguhØ
Mengerjakan tugas yang telah diberikanØ
Memperhatikan dengan baik ketika belajarØ
Langganan:
Postingan (Atom)
Pancadhamma
lima kewajiban kita
1. Menyayangi semua bentuk kehidupan ( Metta-karuna )
2. Suka berdana atau bersedekah
3. Berpuas hati
4. Berbicara Jujur
5. Menjaga penyadaran dengan tidak mencoba narkoba dan miras