Cattari Ariya Saccani dan Tilakkhana
Bahwa didalam dunia ini sesungguhnya tersimpan “EMPAT-KESUNYATAAN-MULIA” ( Cattari-Ariya-Saccani ), yaitu :
1. Hidup itu adalah penderitaan ( dukha-sacca ; kebenaran suci tentang penderitaan sebagai hakekat dari kehidupan )
2. Sebab penderitaan adalah nafsu-keinginan ( samudaya-sacca ; kebenaran suci tentang penyebab lahirnya penderitaan )
3. Lenyap / berakhirnya penderitaan ; NIBBANA ( Nirodha-sacca ; kebenaran suci tentang padamnya penderitaan saat pencapaian “Nibbana” )
4. Jalan menuju berakhirnya penderitan ; Ariya-Atthangika-Magga ( Magga-sacca ; kebenaran suci tentang satu-satunya “Jalan” yang mengantar pada pengakhiran penderitaan, pengakhiran dari siklus kelahiran dan kematian dalam samsara )
Untuk menjelaskan mengenai “dukkha-sacca”, maka Sang-Buddha membabarkan “ti-lakkhana” ; tiga corak dunia , ialah :
1. Sabbe sankhara anicca ; segala sesuatu yang tercipta / terbentuk / tersusun dari unsur-unsur adalah TIDAK-KEKAL.
2. Sabbe sankhara dukkha : segala sesuatu yang tercipta / terbentuk / tersusun dari unsur-unsur adalah PENDERITAAN.
3. Sabbe Dhamma Anatta : segala sesuatu , baik yang tercipta maupun yang tidak tercipta / tidak terbentuk / tidak tersusun dari unsur-unsur, adalah : TANPA-AKU, TANPA-DIRI ; Anatta berarti : tidak-ada AKU, tidak-ada PRIBADI.
Empat Kesunyataan Mulia serta Ti-lakkhana , bukanlah ciptaan para Buddha.
Namun, kedua hal itu adalah kesunyataan, hukum abadi yang ada di dalam samsara. Hanya saja, sebelum terlahirnya seorang Samma-Sambuddha, kesunyataan tersebut bagaikan tertutup reruntuhan dan ilalang, sehingga para makhluk tidak mampu mengenalinya.
Penembusan terhadap keempat “Kesunyataan-Mulia” tersebut diatas, itulah PENCERAHAN.
(Ilustrasi) :
Seorang penjudi, sebelum mencapai “pencerahan”, akan selalu tergila-gila dengan kehidupan perjudiannya. Ia merasa ketagihan, tergiur, meskipun sudah berkali-kali merasakan dan mengetahui, bahwa perjudian yang ia geluti semakin hari hanyalah semakin menjerumuskan hidupnya pada kehancuran, pada penderitaan. Ia tahu, bahwa dengan bergelut dalam dunia perjudian, pada akhirnya, apa yang akan ia temukan hanyalah : KEHANCURAN dan KEMATIAN.
Suatu ketika, ia mencapai Pencerahan, dan ia-pun menyadari “Empat-Kesunyataan-Mulia” dari kehidupan perjudian tersebut :
1. Perjudian adalah Penderitaan.
2. Sebab penderitaan adalah nafsu keinginan untuk terus berjudi.
3. Lenyapnya penderitaan dari perjudian
4. Jalan menuju lenyapnya penderitaan dari perjudian
Disaat penembusan ini, ia membebaskan dirinya dari jerat-jerat perjudian lagi. Ia menyadari, bahwa perjudian adalah KOSONG, kosong dari kebahagiaan sejati. Ia kini telah menjadi seseorang yang “tercerahkan” ; ia telah menjadi seseorang yang merealisasi NIBBANA!
Bahwa didalam dunia ini sesungguhnya tersimpan “EMPAT-KESUNYATAAN-MULIA” ( Cattari-Ariya-Saccani ), yaitu :
1. Hidup itu adalah penderitaan ( dukha-sacca ; kebenaran suci tentang penderitaan sebagai hakekat dari kehidupan )
2. Sebab penderitaan adalah nafsu-keinginan ( samudaya-sacca ; kebenaran suci tentang penyebab lahirnya penderitaan )
3. Lenyap / berakhirnya penderitaan ; NIBBANA ( Nirodha-sacca ; kebenaran suci tentang padamnya penderitaan saat pencapaian “Nibbana” )
4. Jalan menuju berakhirnya penderitan ; Ariya-Atthangika-Magga ( Magga-sacca ; kebenaran suci tentang satu-satunya “Jalan” yang mengantar pada pengakhiran penderitaan, pengakhiran dari siklus kelahiran dan kematian dalam samsara )
Untuk menjelaskan mengenai “dukkha-sacca”, maka Sang-Buddha membabarkan “ti-lakkhana” ; tiga corak dunia , ialah :
1. Sabbe sankhara anicca ; segala sesuatu yang tercipta / terbentuk / tersusun dari unsur-unsur adalah TIDAK-KEKAL.
2. Sabbe sankhara dukkha : segala sesuatu yang tercipta / terbentuk / tersusun dari unsur-unsur adalah PENDERITAAN.
3. Sabbe Dhamma Anatta : segala sesuatu , baik yang tercipta maupun yang tidak tercipta / tidak terbentuk / tidak tersusun dari unsur-unsur, adalah : TANPA-AKU, TANPA-DIRI ; Anatta berarti : tidak-ada AKU, tidak-ada PRIBADI.
Empat Kesunyataan Mulia serta Ti-lakkhana , bukanlah ciptaan para Buddha.
Namun, kedua hal itu adalah kesunyataan, hukum abadi yang ada di dalam samsara. Hanya saja, sebelum terlahirnya seorang Samma-Sambuddha, kesunyataan tersebut bagaikan tertutup reruntuhan dan ilalang, sehingga para makhluk tidak mampu mengenalinya.
Penembusan terhadap keempat “Kesunyataan-Mulia” tersebut diatas, itulah PENCERAHAN.
(Ilustrasi) :
Seorang penjudi, sebelum mencapai “pencerahan”, akan selalu tergila-gila dengan kehidupan perjudiannya. Ia merasa ketagihan, tergiur, meskipun sudah berkali-kali merasakan dan mengetahui, bahwa perjudian yang ia geluti semakin hari hanyalah semakin menjerumuskan hidupnya pada kehancuran, pada penderitaan. Ia tahu, bahwa dengan bergelut dalam dunia perjudian, pada akhirnya, apa yang akan ia temukan hanyalah : KEHANCURAN dan KEMATIAN.
Suatu ketika, ia mencapai Pencerahan, dan ia-pun menyadari “Empat-Kesunyataan-Mulia” dari kehidupan perjudian tersebut :
1. Perjudian adalah Penderitaan.
2. Sebab penderitaan adalah nafsu keinginan untuk terus berjudi.
3. Lenyapnya penderitaan dari perjudian
4. Jalan menuju lenyapnya penderitaan dari perjudian
Disaat penembusan ini, ia membebaskan dirinya dari jerat-jerat perjudian lagi. Ia menyadari, bahwa perjudian adalah KOSONG, kosong dari kebahagiaan sejati. Ia kini telah menjadi seseorang yang “tercerahkan” ; ia telah menjadi seseorang yang merealisasi NIBBANA!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Hanya butuh 1 menit untuk membaca
kita tinggal di ?
kita hidup di ?
kita bisa makan karena ada ?
kita bisa minum karena ada ?
jawabannya adalah bumi ☺
Bumi yg indah ini penuh dengan berbagai pemandangan alam yg indah tetapi keindahannya tdk akan kita lihat lagi, jika keindahan itu kita rusak dan tidak kita jaga.
sama juga dengan berbagai hasil bumi dan sumber daya alam yg ada, jika tdk kita jaga dan hargai semuanya tentu juga akan hilang dan tdk akan bisa kita nikmati lagi.
oleh sebab itu kita harus saling mengingatkan supaya pikiran, ucapan dan perbuatan kita selalu terjaga dengan baik. kalau pikiran, ucapan dan perbuatan terjaga dengan baik tentu kebijaksanaan akan berkembang. Dengan begitu kebijaksanaan hati untuk menjaga bumi, merawat bumi tentu menjadi ada.
mari kita jaga bumi ini
dengan begitu kehidupan kita tetap bertahan ☺
☺ terima kasih sudah baca , like, berkomentar dan share